JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini rencana pembentukan family office sudah masuk tahap finalisasi dan ditargetkan segera rampung tahun ini.
Luhut mengaku, dirinya sampai melakukan kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab (UEA) guna mempelajari family office yang akan diimplementasikan di Tanah Air.
"Sekarang lagi finalisasi karena kami belajar dari Abu Dhabi dan Dubai," ujar Luhut dalam konferensi pers acara Peluncuran Simbara yang digelar di Gedung Dhanapala, Jakarta, Senin, 22 Juli.
Dia mengatakan, pembentukan family office di Indonesia akan berkaca pada kebijakan di Abu Dhabi. Mengingat, pemerintah puas dengan asistensi Abu Dhabi atas pembentukan sovereign wealth fund Indonesia, yaitu Indonesia Investment Authority (INA).
Setelah melakukan kunjungan kerja ke Abu Dhabi dan Dubai Uni Emirat Arab (UEA), Luhut pun membahas family office bersama Jokowi tadi malam.
"Saya lapor ke Pak Presiden Jokowi, beliau juga mengapreasiasi. Tadi saya singgung masalah arbitrase, misalnya itu tidak bisa ada banding-banding. Oleh karena itu, judges yang dipakai adalah judges internasional," katanya.
BACA JUGA:
"Saya lapor presiden, yaudah kami tiru saja hakim yang dipakai oleh Singapura, Abu Dhabi atau Hong Kong untuk dipakai di sini. Dengan demikian, (akan) memberikan kepastian hukum kepada orang yang berinvestasi kemari," sambungnya.
Selain itu, Luhut juga mengaku sudah membahas rencana pembentukan family office ini dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Dalam pembahasan tersebut, Luhut menyebut harus ada insentif perpajakan diberikan kepada investor yang ingin menyimpan uangnya di Indonesia.
"Kami masih bicara sekarang mengenai berapa jumlah minimum yang akan mereka harus masukkan, berapa yang harus diinvestasikan dan berapa pegawai yang harus dia buat untuk run officenya di sini. Saya kira itu masih teknis, tapi harus selesai sebelum Oktober ini," imbuhnya.