Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meyakini bahwa harga minyak pada 2024 mendatang masih diwarnai oleh ketidakpastian global yang berlanjut.

Menkeu menjelaskan, hal itu tercermin dari data terkini yang dilansir oleh Energy International Agency (EIA) yang menyebut minyak brent dibandrol 74,5 dolar per barel. Sementara Bloomberg dan World Bank melansir proyeksi sebesar 86 dolar AS per barel.

“Dinamika harga minyak masih dipengaruhi oleh sentimen geopolitik,” ujarnya dalam rapat kerja RAPBN 2024 bersama komisi XI DPR pada Senin, 5 Juni.

Menkeu menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan mengalami sedikit perbaikan dari tahun ini.

“Kondisi itu akan membuat harga minyak akan naik. Akhir-akhir ini harga minyak juga menggambarkan adanya kekhawatiran terhadap outlook perekonomian dunia,” tutur dia.

Oleh karena itu bendahara negara tetap memasang asumsi harga di RAPBN 2024 sebesar 75 dolar hingga 85 dolar per barel.

“Global supply diperkirakan meningkat terutama dari OPEC,” imbuhnya.

VOI mencatat, pemerintah mengajukan rencana belanja sebesar Rp3.215,7 triliun hingga Rp3.476,2 triliun di tahun depan.

Dari jumlah itu, sebanyak Rp2.400,7 triliun-Rp2.631,2 triliun adalah belanja yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Sementara sisanya di transfer ke daerah.

Asal tahu saja, belanja pemerintah pusat termasuk di dalamnya adalah subsidi energi, baik itu BBM, listrik, maupun subsidi gas LPG.

Adapun, pada periode 2022 pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi BBM sebesar tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun. Langkah itu ditempuh guna mengurangi tekanan ke masyarakat akibat lonjakan harga energi yang terjadi secara global.