Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan bekerja sama untuk mengembangkan teknologi pengelolaan sampah ramah lingkungan.

Hal tersebut menjadi salah satu fokus dalam dalam kerja sama yang akan dilakukan dengan Universitas Nasional Pusan, Korea Selatan melalui pendirian pusat kerjasama teknologi kelautan ramah lingkungan.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Victor Gustaaf Manoppo mengaku prihatin terhadap kondisi sampah laut dan plastik yang mengancam kesehatan keanekaragaman hayati laut, industri dan masyarakat. Oleh karenanya sampah laut dan plastik menjadi isu global yang harus ditangani dengan melibatkan berbagai pihak dan negara.

“Pengurangan sampah laut dan plastik relevan dengan salah satu kebijakan ekonomi biru KKP yaitu membersihkan lautan melalui partisipasi para nelayan, kami menyebutnya program Bulan Cinta Laut,” ujarnya dalam siaran pers hari ini, Minggu, 4 Juni.

Victor menjelaskan, bahwa kerja sama ini adalah langkah awal untuk mengeksplorasi lebih jauh bagaimana menciptakan lautan yang lebih sehat melalui pemanfaatan teknologi yang dapat mengurangi sampah laut dan plastic.

“Ini bisa berkontribusi pada konservasi lingkungan laut, pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan serta pencapaian target nasional untuk mengatasi volume sampah plastik,” tuturnya.

Di kesempatan yang sama, Presiden Universitas Pusan Jeong In Cha mengungkapkan bahwa Hydrogen Ship Technology Center menjadi contoh kapal ramah lingkungan untuk mengumpulkan dan mengolah sampah laut yang mengapung di laut.

“Hydrogen Ship Technology Center (HSTC) mengajukan perjanjian ini ke Pusan National University, dan Profesor Jae Myung Lee sebagai kepala Hydrogen Ship Technology Center menerima dukungan administrasi dan keuangan dari pemerintah untuk sumber daya dan pengembangan di bidang kapal hidrogen. Selain itu, Hydrogen Ship Technology Center menarik perhatian besar di dalam dan luar negeri karena mempromosikan proyek pengembangan dan menjadi contoh kapal ramah lingkungan yang mengumpulkan dan mengolah sampah laut yang mengapung,” terangnya.

Ke depan, Pusan National University akan melakukan berbagai upaya untuk memperkuat penelitian bersama di tingkat internasional dalam bidang teknik, lingkungan dan kelautan. PNU juga akan mengadakan pertukaran mahasiswa ataupun kerja sama dalam pengembangan kebijakan maritim dan kebijakan ramah lingkungan.

“Saya berharap Korea dan Indonesia dapat mempertahankan kemitraan yang akan memberikan kontribusi bagi masyarakat internasional, seperti penyelesaian masalah sampah laut, melalui kerja sama di masa mendatang,” pungkasnya.