Bagikan:

JAKARTA - Dalam Rapat Paripurna DPR yang beragendakan Tanggapan pemerintah terhadap Pandangan Fraksi atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) RAPBN 2024, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan tanggapannya terkait kebijakan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Sri Mulyani menjelaskan, dukungan pemerintah terhadap KBLBB merupakan upaya Indonesia untuk memposisikan diri secara strategis dalam geopolitik juga bentuk kesadaran akan ancaman perubahan iklim yang makin meluas.

“Oleh karena itu pemerintah menggunakan instrumen fiskal di dalam mempercepat transformasi ekonomi. Ini tidak hanya menciptakan nilai tambah yang tinggi, meningkatkan kesempatan kerja, dan untuk mentransformasikan energi yang makin ramah lingkungan dalam rangka menurunkan emisi, serta untuk meningkatkan efisiensi subsidi energi, namun strategi ini juga menempatkan Indonesia pada poros strategis di dalam pusaran geopolitik di dunia,” ujarnya dalam siaran pers Rabu, 31 Mei.

Dia mengungkapkan, dukungan untuk pengembangan ekosistem industri KBLBB tidak hanya dilakukan Indonesia.

Sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Tiongkok juga negara ASEAN seperti Vietnam, Thailand, dan Malaysia turut masif melakukan formulasi kebijakan memperkuat ekosistem industri KBLBB mereka.

“Produsen kendaraan bermotor di banyak negara berkomitmen untuk mengalihkan produksi 100 persen ke mobil listrik di tahun 2035-2040. Jadi mobil listrik menjadi tren keniscayaan,” tuturnya.

Terkait hal itu, pemerintah melalui instrumen fiskal akan terus menjaga kepentingan strategis Indonesia dalam kancah persaingan industri ini.

“Pemerintah memperkenalkan serangkaian insentif tidak hanya dari sisi supply yaitu menarik investor untuk datang ke Indonesia namun investor juga akan mempertimbangkan makin kuat apabila domestik demand pasar dalam negeri Indonesia juga memiliki peranan yang sangat penting,” tutup Menkeu Sri Mulyani.