JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengapresiasi pelaksanaan Jakarta E-Prix 2022 (Formula E), di Jakarta International e-Prix Circuit, berjalan aman dan lancar. Tidak ada satupun masalah timbul selama perhelatan Jakarta e-Prix 2022 yang dihadiri Bapak Otomotif Indonesia Presiden Joko Widodo berlangsung.
"Alhamdulillah, Jakarta e-Prix 2022 berlangsung mulus tanpa ada kendala apapun. Menyusul kesuksesan Indonesia menggelar MotoGP di Mandalika, bulan Maret 2022 lalu. Keberhasilan tersebut menunjukan bahwa Indonesia siap menggelar berbagai kejuaraan balap Internasional," ujar Bamsoet usai menyaksikan Jakarta e-Prix 2022, di JIE Circuit, Ancol, Jakarta, Sabtu (4/6/22).
Turut hadir antara lain Dewan Penasehat IMI yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani, Wakil Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, Menpora Zainudin Amali, dan Menaker Ida Fauziah.
Ketua MPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini optimistis ajang balap mobil listrik kedepan akan semakin digemari oleh para pecinta otomotif di Indonesia. Sejalan dengan program pemerintah yang terus menggalakan program migrasi mobil berbahan bakar fosil (BBM) ke kendaraan listrik.
"Potensi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan. Dalam road map pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang disusun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi sepeda motor listrik pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai 13 juta unit, sedangkan mobil listrik mencapai 2,2 juta unit," kata Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menuturkan, Presiden Joko Widodo pun telah mengeluarkan regulasi guna mempercepat migrasi mobil berbahan bakar BBM ke kendaraan listrik. Regulasi tersebut adalah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai pada 12 Agustus 2019.
BACA JUGA:
"Penggunaan energi listrik sebagai pengganti BBM, akan mengurangi konsumsi BBM dan beban subsidi yang harus ditanggung negara. Selama tahun 2014-2019, jumlah subsidi BBM mencapai Rp700 triliun. Di APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp 16,6 triliun," urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum SOKSI ini menambahkan, penggunaan kendaraan listrik juga menjadi salah satu solusi menekan ketergantungan impor BBM. Mengingat dari kebutuhan minyak mentah 1,3 juta barel per hari (bph), Indonesia hanya bisa memproduksi setengahnya yakni sekitar 700 ribu bph.
"Pengembangan kendaraan listrik sekaligus memaksimalkan potensi sumber daya bahan baku baterai untuk kendaraan listrik. Sejak 2018, Indonesia telah diakui sebagai raja nikel dunia dan diyakini menguasai hampir 30 persen atau sekitar 21 miliar ton cadangan dan sumber daya nikel dunia. Selain nikel, Indonesia juga kaya akan material komponen penting untuk industri baterai. Antara lain 1,2 miliar ton aluminium, 51 miliar ton tembaga, dan 43 miliar ton mangan," pungkas Bambang Soesatyo.