Bagikan:

JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang menguat di sepanjang Juni 2023, setelah lima pekan terakhir bergerak di zona merah.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan pelemahan IHSG pada Mei diperkuat oleh analisis secara teknikal maupun sentimen yang berkembang. Namun dengan selesainya permasalahan plafon utang Amerika Serikat, peluang penguatan IHSG masih terbuka.

Nico menyebut, IHSG pada Juni tetap akan dipengaruhi oleh ketidakpastian. Sebagaimana diketahui, ruang kenaikkan tingkat suku bunga masih terbuka lebar karena data ketenagakerjaan di Amerika Serikat masih terlihat menguat dan solid.

"Kami melihat IHSG dengan probabilitas sebesar 50 persen berpotensi menuju 6.470. Ada harapan kenaikan IHSG berpotensi terjadi asalkan IHSG mampu mencapai kenaikkan hingga 6.750,” kata Nico, dalam risetnya, dikutip Senin 5 Juni.

Lebih lanjut kata Nico, pada semester kedua tahun ini pergerakan IHSG bisa lebih baik berkat sentimen bursa calon wakil presiden (cawapres) menjelang Pemilihan Umum 2024.

"Ini akan memainkan sentimen positif, apalagi menjelang Pemilu," katanya.

Sementara itu, sentimen bulanan akan berkisar pada pertemuan The Fed pertengahan bulan ini yang berpotensi menghasilkan keputusan kenaikan suku bunga acuan. Selain itu, terdapat pula sentimen tingkat inflasi dan perilisan sejumlah data ekonomi penting dari kawasan Asia dan Eropa.

"Kami melihat pada bulan ini sektor yang akan bermain berasal dari teknologi, infrastruktur, finansial, dan consumer cyclical," tambah Nico.

Hingga 31 Mei 2023, IHSG ditutup di level 6.633,26. Angka tersebut mencerminkan koreksi sebesar 282,46 poin atau 4,08 persen dibandingkan dengan penutupan April 2023. Secara year to date (YtD), IHSG telah melemah 3,17 persen.

Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 29–31 Mei 2023 memperlihatkan data yang bervariasi. Rata-rata volume transaksi harian Bursa selama sepekan tercatat naik sebesar 138,50 persen menjadi 41,64 miliar saham dari 17,46 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) naik 69,67 persen menjadi Rp17,17 triliun dari Rp10,12 triliun pada pekan sebelumnya. Meski demikian, IHSG mengalami penurunan sebesar 0,80 persen dari 6.687,001 pada pekan lalu menjadi 6.633,26.