JAKARTA - Dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2024, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 sebesar 5,3 persen hingga 5,7 Persen.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, besaran asumsi ini dinilai realistis.
“Pemerintah memandang asumsi pertumbuhan ekonomi yang ditarget pada tahun depan adalah sebuah proyeksi yang realistis,” ujarnya melalui keterangan tertulis dikutip Rabu, 31 Mei
Dia menjelaskan, sebagai negara dengan sistem ekonomi terbuka, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh dinamika dan prospek ekonomi global maupun faktor-faktor domestik.
Prospek pertumbuhan dari sisi global untuk pada 2024 diperkirakan membaik dibandingkan tahun ini yang dianggap sebagai tahun yang paling lemah.
“Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan mengalami akselerasi pada tahun depan dan akan sedikit membaik menjadi 3,0 persen di 2024. Dilihat dari volume perdagangan dunia diperkirakan juga lebih baik atau pulih, meningkat dari 2,4 persen di tahun 2023 menjadi tumbuh 3,5 persen tahun 2024,” tuturnya.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga akan didukung produk hilirisasi yang terus diperkuat untuk menopang daya saing produk ekspor Indonesia.
Dari sisi domestik, aktivitas konsumsi dari sisi agregat demand juga diperkirakan akan menguat ditopang penyelenggaraan pemilu dan pilkada.
Selain itu, ada juga percepatan pelaksanaan agenda reformasi struktural turut diperkirakan mendorong aktivitas perekonomian.
BACA JUGA:
Namun demikian, menanggapi pandangan fraksi terhadap besaran asumsi pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah sepakat tentang pentingnya peningkatan kewaspadaan gejolak global.
“Oleh karena itu, kita akan terus melakukan antisipasi dari berbagai tantangan lain baik dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Masalah perubahan iklim dan perkembangan teknologi informasi dan digital yang cepat, serta ancaman pandemi juga masih menjadi risiko yang harus kita perhitungkan,” tutup dia.