Bagikan:

JAKARTA – Pembahasan Rancangan APBN 2024 yang dilakukan oleh pemerintah bersama DPR saat ini telah menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,1 persen hingga 5,7 persen.

Angka tersebut lebih rendah dari target sebelumnya yang berada di level target 5,3 persen sampai dengan 5,7 persen.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan bahwa hal tersebut tidak lepas dari perkembangan perekonomian domestik maupun dunia saat ini serta prospeknya ke depan.

“Eskalasi tensi geopolitik telah menyebabkan peningkatan ketidakpastian dan fragmentasi global yang berdampak besar pada arus investasi dan perdagangan internasional,” ujarnya melalui pesan tertulis pada Kamis, 8 Juni.

Menurut Menkeu, indikasi perlambatan kinerja ekonomi dunia juga semakin terlihat, khususnya di banyak negara maju dan China. Sementara di sisi domestik, beberapa indikator perekonomian Indonesia tetap memberikan sinyal ekspansif.

“Aktivitas konsumsi terus menunjukkan tren penguatan. Namun demikian, dampak dari dinamika global ke dalam negeri perlu diwaspadai, khususnya terkait tren menurunnya kinerja ekspor,” tuturnya.

Menkeu menambahkan, kinerja investasi juga berpotensi tertahan, sejalan dengan sikap wait and see para pelaku usaha terkait dinamika ekonomi dunia dan periode menjelang pemilu.

Kata dia, pengembangan industri potensial, termasuk sektor terkait dengan hilirisasi sumber daya alam diharapkan dapat terus memacu kinerja pertumbuhan ekonomi ke depan, terutama melalui peningkatan investasi dan daya saing produk ekspor.

“Mempertimbangkan hal-hal tersebut, pemerintah bersama dengan Komisi XI DPR sepakat atas pengusulan Asumsi Dasar Ekonomi Makro (ADEM) Rancangan APBN 2024. Asumsi pertumbuhan ekonomi yang semula diperkirakan sebesar 5,3 – 5,7 persen, disesuaikan menjadi sebesar 5,1 – 5,7 persen agar lebih realistis seiring dengan perkembangan terkini serta tantangan dan risiko eksternal,” jalas dia.

“Penyesuaian asumsi pertumbuhan ini dimaksudkan untuk menjaga kredibilitas perumusan RAPBN 2024 yang selama ini sudah sangat baik,” tegas Menkeu Sri Mulyani.