JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan pernyataan resmi terkait dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut inflasi umum (Indeks Harga Konsumen/IHK) sebesar 4 persen year on year (yoy) pada Mei 2023. Level ini sesuai dengan target pemerintah, yaitu 3 persen plus minus 1 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan inflasi Mei lebih rendah dibandingkan dengan April yang sebesar 4,3 persen. Menurut dia, angka inflasi bulan lalu merupakan angka terendah sejak awal tahun.
“Tren penurunan inflasi tersebut mencerminkan konsistensi Pemerintah dalam mengendalikan inflasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa, 6 Juni.
Febrio menjelaskan, pemerintah terus melakukan upaya stabilisasi harga pangan dalam rangka menjaga ketahanan pangan. Hal ini tercermin pada pergerakan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) yang melambat ke 3,3 persen (yoy), lebih rendah dari April 2023 sebesar 3,7 persen.
“Terkendalinya harga pangan didukung oleh panen raya padi dan aneka cabai,” imbuhnya.
Di sisi lain, beberapa komoditas seperti produk unggas dan aneka bawang cenderung mengalami peningkatan harga.
Oleh karena itu, sambung dia, pemerintah terus sigap dalam merespons dan mengantisipasi peningkatan harga lebih lanjut dengan berbagai upaya, seperti penambahan stok di pasar, fasilitas distribusi, dan gelar pangan murah.
“Ke depan, pemerintah telah bersiap untuk menghadapi risiko peningkatan harga pangan menjelang Hari Raya Iduladha serta potensi dampak El Nino,” tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, tren perlambatan inflasi juga terjadi pada komponen inti dan administered price. Inflasi inti di bulan Mei tercatat sebesar 2,66 persen (yoy), lebih rendah dari April 2,83 persen.
Kata Febrio, semua kelompok pengeluaran mengalami perlambatan kecuali kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sementara untuk inflasi harga diatur pemerintah (administered price) kembali melambat dari 10,32 persen (yoy) di bulan April menjadi 9,52 persen di Mei lalu.
Anak buah Sri Mulyani itu mengungkapkan jika terjaganya inflasi administered price menunjukkan upaya pemerintah yang cukup efektif dalam mengelola harga energi domestik dan tarif angkutan udara.
“Perlambatan inflasi yang terjadi dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada seluruh komponen pembentuknya,” tegas dia.
Febrio memastikan pemerintah akan terus konsisten dalam mengendalikan inflasi dengan berbagai upaya stabilisasi, antara lain dengan menjaga pasokan dan kelancaran distribusi, serta mengantisipasi dampak gangguan cuaca dan risiko kekeringan.
“Koordinasi antar kementerian/lembaga di tingkat pusat dan daerah serta optimalisasi penggunaan APBN dan APBD juga terus diperkuat untuk mencegah terjadinya lonjakan harga,” tutup Febrio.