Bagikan:

JAKARTA – Perkembangan terkini inflasi umum (indeks harga konsumen/IHK) yang turun menjadi 3,52 persen year on year (yoy) pada Juni 2023 (Mei 2023: 4,00 persen) adalah indikasi positif berlanjutnya tren penguatan ekonomi nasional.

Demikian siaran resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang dilansir hari ini.

Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu, semua komponen pembentuk inflasi menunjukkan tren penurunan.

Dia merinci inflasi inti tercatat 2,6 persen (yoy) yang relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,7 persen.

“Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah (administered price) melanjutkan tren menurun, meskipun masih berada pada level yang cukup tinggi, 9,2 persen,” ujarnya pada Selasa, 4 Juli.

Febrio menjelaskan, dari sisi pangan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food juga terkendali. Kata dia, berbagai kebijakan pengendalian harga pangan terus konsisten dilakukan oleh pemerintah.

“Peningkatan stok pangan secara berkala dan pelaksanaan Gelar Pangan Murah di seluruh Indonesia berdampak signifikan pada penurunan inflasi volatile food hingga mencapai 1,2 persen pada Juni 2023,” tuturnya.

Febrio menyebut torehan itu jauh lebih rendah dibandingkan puncak tekanan inflasi pangan yang terjadi pada Juli 2022 di level 11,5 persen.

“Meskipun demikian, beberapa komoditas seperti daging dan telur ayam mengalami peningkatan harga akibat kenaikan permintaan seiring perayaan Iduladha serta kenaikan harga pakan dan bibit ayam,” katanya.

Anak buah Sri Mulyani itu menyampaikan bahwa terdapat risiko tertentu yang menjadi perhatian setelah hasil positif ini.

“Ke depan, pemerintah akan terus mewaspadai potensi risiko El Nino pada inflasi pangan, di antaranya melalui program edukasi ke petani terkait strategi tanam dan mendorong optimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan air untuk meminimalkan risiko gagal panen,” tegasnya.

Febrio menambahkan, pemerintah akan terus berupaya mengendalikan inflasi dengan mengantisipasi risiko-risiko yang dapat menyebabkan gejolak harga guna mencapai sasaran inflasi 3 persen plus minus 1 persen di penghujung 2023.

“Upaya pengendalian inflasi secara menyeluruh akan terus diperkuat dengan koordinasi pusat dan daerah, termasuk dalam mengoptimalkan APBN dan APBD dalam menjaga stabilitas harga,” tutup dia.