JAKARTA - Produsen Superabsorbent Polymer (SAP) pertama dan satu-satunya di Indonesia, PT Nippon Shokubai Indonesia (PT NSI) membangun pabrik ketiga guna menjaga pasokan Acrylic Acid dalam negeri yang terus meningkat sekaligus menambah potensi pasar ekspor.
"Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan apresiasi kepada PT NSI atas perluasan investasi yang dilakukan PT NSI menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yang memproduksi Acrylic Acid dan Acrylic Esters," ujar Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito lewat keterangan resminya, Kamis, 25 Mei.
PT NSI menjadi satu-satunya perusahaan di Indonesia dan Asia Tenggara yang memproduksi Acrylic Acid dan Acrylic Esters, sekaligus merupakan produsen Superabsorbent Polymer (SAP) pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Acrylic Acid dan Acrylic Esters merupakan bahan kimia intermediate yang pemanfaatannya sangat luas, seperti untuk bahan baku pada industri emulsi, polimer dan resin, akrilik fiber, dan poliolefin kopolimer. Sedangkan, SAP digunakan sebagai absorbent material pada disposable baby diapers atau popok sekali pakai.
Nippon Shokubai Group memiliki 20 persen pangsa pasar dunia untuk produk SAP, sehingga menjadikan Nippon Shokubai Group sebagai pemasok terbesar SAP di dunia.
Investasi proyek Acrylic Acid PT NSI tahap ketiga di Cilegon, Banten, menunjukkan potensi pengembangan industri kimia intermediate sangat besar.
Dengan penambahan kapasitas produk Acrylic Acid sebesar 100 ribu ton/tahun, total kapasitas Acrylic Acid PT Nippon Shokubai Indonesia menjadi 240 ribu ton/tahun. Penambahan kapasitas produksi ini berkontribusi menjaga pasokan dalam negeri sebagai antisipasi meningkatnya permintaan Acrylic Acid domestik, sekaligus menambah potensi pasar ekspor.
Capaian total nilai investasi sebesar 693 juta dolar AS hingga saat ini, membuat PT NSI telah mampu menyerap tenaga kerja terampil dan membuka peluang lapangan pekerjaan baru.
"Kemenperin akan terus berupaya menciptakan iklim usaha industri yang baik, menguntungkan, dan berkesinambungan melalui berbagai kebijakan, sehingga investasi dapat terus bertumbuh dan kekuatan ekonomi Indonesia menjadi semakin kokoh," ungkap Warsito.
Sekadar diketahui, industri kimia merupakan modal dasar bagi pengembangan industri di hilirnya, seperti industri makanan dan minuman, serat kain, tekstil, kemasan, barang plastik, elektronika, otomotif, hingga obat-obatan. Keberhasilan pembangunan industri nasional salah satunya sangat dipengaruhi oleh profil industri kimia.
BACA JUGA:
Sebagai pemasok bahan baku untuk industri hilir, sektor industri kimia diharapkan memiliki kapasitas yang memadai dan memiliki performa yang baik dan stabil di setiap saat.
Pentingnya industri kimia ditunjukkan dari besarnya kontribusi dalam PDB. Sepanjang 2022, industri kimia merupakan kontributor terbesar ketiga terhadap sektor industri pengolahan nonmigas.
"Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk terus memperkuat industri kimia melalui peningkatan kapasitas produksi serta melengkapi struktur pohon industri demi menjamin pemenuhan kebutuhan bahan baku industri," pungkas Warsito.