JAKARTA - Produsen ban Michelin berkomitmen untuk mengembangkan dan memproduksi ban kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan melalui penggunaan material berkelanjutan hingga 100 persen pada 2050.
Menurut perusahaan, komitmen tersebut untuk mendukung langkah pemerintah terkait komitmen pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030 dan mencapai net zero carbon atau emisi nol pada 2060 dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air.
Presiden Direktur Michelin Indonesia Sai Banu Ramani, dalam siaran pers, dikutip dari Antara, Sabtu 13 Mei mengatakan, Michelin Grup berkomitmen untuk mengintegrasikan bahan yang berkelanjutan dalam mengembangkan ban dengan tetap mempertahankan kinerja dan meminimalkan dampak lingkungan di setiap tahap siklus hidup, mulai dari desain, produksi, pengangkutan, penggunaan, hingga daur ulang.
"Kami yakin dengan membawa pendekatan 'All-Sustainable' yang tertanam dalam strategi Michelin Grup melalui pengembangan yang seimbang antara people, profit, dan planet, kami dapat berkontribusi lebih terhadap pemberdayaan dan pelestarian lingkungan serta memenuhi harapan para pelanggan kami," kata Ramani.
Michelin menerapkan inovasi dan teknologi yang berkelanjutan untuk ban kendaraan listrik untuk mengakomodasi empat kualitas esensial ban yang dikhususkan bagi kendaraan listrik antara lain umur pakai ban, indeks beban yang lebih besar, hambatan gulir, dan tingkat kebisingan yang rendah.
Insinyur dukungan teknis untuk konsumen Michelin Indonesia Mochammad Fachrul Rozi menambahkan bahwa Michelin merancang ban mobil listrik dengan teknologi yang lebih maju untuk mengoptimalkan performa kendaraan listrik.
BACA JUGA:
"Jangkauan tempuh baterai, kesunyian dalam kabin, dan usia pakai ban akan dioptimalkan dengan tetap mempertahankan tingkat keamanan dan kenikmatan berkendara," kata Fachrul.
Dari sisi penggunaan, Fachrul juga berpesan agar pemilik mobil listrik tetap merawat ban secara konsisten sehingga umur penggunaan ban lebih panjang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan termasuk senantiasa mengecek tekanan angin sesuai rekomendasi pabrikan dan tidak menggunakan semir ban berbahan dasar minyak bumi atau kimia.
Langkah terakhir yaitu periksa kondisi keseluruhan ban secara berkala, pastikan tidak ada sobekan atau kerusakan pada dinding ban dan alur ban masih layak digunakan serta masih memiliki ketebalan yang ideal.