Kemenperin Percepat Bangun Ekosistem Industri Semikonduktor
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier. (Foto: Dok. Kemenperin)

Bagikan:

JAKARTA - Indonesia perlu mempercepat pembangunan ekosistem industri semikonduktor dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik yang semakin melonjak.

Pembangunan ekosistem industri semikonduktor ini sejalan dengan target Making Indonesia 4.0.

Langkah strategis ini diyakini akan menopang peningkatan produktivitas dan daya saing sejumlah sektor industri manufaktur yang membutuhkan semikonduktor sebagai komponen utamanya.

"Oleh karena itu, kami kerahkan kemampuan bangsa dari ahli elektronik hingga mikroelektronik," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier di Jakarta, Kamis, 8 Desember.

Taufiek menyebut, Indonesia pernah memiliki pabrik semikonduktor pada 1986 silam, yang mampu menghasilkan ekspor dalam bentuk chip semikonduktor hingga nilainya mencapai Rp135 juta pada masa itu.

Dikatakan Taufiek, upaya membangun kembali industri semikonduktor di era kecerdasan buatan atau artificial intelligence ini menjadi peluang yang sangat besar.

"Sebab, butuh peta jalan 10-20 tahun ke depan tentang industri semikonduktor yang bisa mengisi kebutuhan dalam negeri," tambahnya.

Menurut Taufiek, Kemenperin sedang menyiapkan pusat desain semikonduktor di Bandung, Jawa Barat.

"Seluruh universitas dan akademisi akan masuk dalam skema ekosistem tersebut," ujarnya.

Di sisi lain, Plt Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil (IKFT) Ignatius Warsito mengatakan, industri semikonduktor menghasilkan komponen vital dari teknologi di tengah megatrend, seperti remote working, artificial intelligence (AI), dan electric vehicle (EV).

"Semikonduktor diproduksi sebagai komponen peralatan listrik/elektronik, seperti dioda, integrated circuit (IC), dan transistor," ucapnya.

Adapun silikon menjadi material building block bagi industri semikonduktor. Silikon dapat dihasilkan dari pengolahan bahan baku silika (SiO2), yakni pasir silika, kuarsit, dan batu kuarsa dengan beragam proses.

"Tetapi saat ini belum ada industri pengolahan silika hingga wafer silikon (1-5) di Indonesia," ungkap Warsito.

Oleh karena itu, Kemenperin terus berupaya menguasai industri strategis mulai dari sektor hulu, intermediate, hingga hilir, termasuk dalam pengembangan industri semikonduktor.

Langkah ini perlu diikuti dengan kebijakan strategis guna menunjang iklim usaha yang kondusif.