Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah membangun Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0) sebagai salah satu upaya untuk memberikan one stop solution implementasi industri 4.0 di Indonesia, yang sekaligus menjadi jendela Making Indonesia 4.0 bagi dunia.

Tujuannya mempercepat transformasi digital di sektor industri agar dapat meningkatkan produktivitas dan daya saingnya.

"Menurut World Economic Forum (2020), terdapat 97 juta pekerjaan baru yang akan muncul seiring dengan adaptasi pembagian jenis kerja antara manusia, mesin, dan algoritma. Dengan demikian, pemerintah mendorong peningkatan skill dan kompetensi SDM industri, terutama terkait digitalisasi sesuai kebutuhan dunia industri saat ini," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Arus Gunawan di Jakarta, Senin, 14 November.

Ia menyebut salah satu upaya yang telah dilakukan PIDI 4.0 dalam mengakselerasi industri 4.0, yaitu melalui penyelenggaraan pelatihan yang menggandeng industri dan stakeholder lainnya.

Contohnya adalah PIDI 4.0 menjalin kerja sama dengan PT. Festo dan Politeknik Negeri Batam untuk menyelenggarakan pelatihan Pneumatik & Total Preventive Maintenance.

"Tujuan kolaborasi itu sebagai upaya upskilling SDM industri dengan SDM dari PT Infineon Technologies Batam sebagai peserta pelatihan. Pelatihan telah dibuka di Politeknik Negeri Batam beberapa waktu lalu," ujar Arus.

Menurutnya, para peserta pelatihan diberikan skill dan kompetensi dasar aplikasi teknologi pada industri semikonduktor.

"Pelaksanaan training ini juga merupakan tindak lanjut German-Indonesia Round Table Business Meeting di gedung PIDI 4.0 pada Juni 2022 lalu, sebagai rangkaian agenda kunjungan Presiden Republik Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier ke Indonesia," tutur Arus.

Sementara itu, Direktur PIDI 4.0, Tirta Wisnu Permana mengatakan, tuntutan pengembangan industri semikonduktor di Indonesia sejalan dengan percepatan transformasi industri 4.0. Sebab, sektor industri semikonduktor merupakan jantung dari industri digital.

"Saat ini, terjadi peningkatan kebutuhan chip untuk pemenuhan industri elektronika, perangkat telekomunikasi, dan electrical vehicle, baik untuk pemenuhan pasar dalam negeri maupun global, sehingga Kemenperin hadir untuk memacu pertumbuhan industri semi konduktor," papar Wisnu.

Lebih lanjut, Wisnu mengatakan, beberapa waktu lalu juga telah dilaksanakan penandatanganan MoU secara seremonial antara PIDI 4.0 dan PT Surya Sarana Dinamika (SSD) di Batam.

"Melalui penandatanganan MoU tersebut, PIDI 4.0 menyambut PT SSD sebagai bagian dari ekosistem di PIDI 4.0," tandasnya.

Sekadar diketahui, BPSDMI Kemenperin telah menggelar Rapat Evaluasi Program/Kegiatan Tahun 2022 dan Penyusunan Rencana Program/Kegiatan Tahun 2023 sebagai upaya penguatan kolaborasi PIDI 4.0 bersama para mitra.

Kegiatan ini dihadiri 35 mitra PIDI 4.0 yang terdiri dari 31 mitra industri, tiga universitas, dan satu mitra teknologi akademi.

Dengan peningkatan kerja sama dan kemitraan ini, PIDI 4.0, para industri mitra, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan dapat memperkuat ekosistem industri 4.0 dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perkembangan industri digital di Indonesia.