Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Eko SA Cahyanto menyebut, Indonesia akan menampilkan konsep Ibu Kota Nusantara (IKN) dalam ajang Hannover Messe 2023. Pada gelaran yang akan beralngsung pada 17-21 April 2023 itu, Indonesia menjadi negara mitra (partner country).

"Selain kami menampilkan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus, yang istimewa kami juga akan menampilkan konsep dari IKN," kata Eko di Jakarta, Selasa, 6 Desember.

Ia mengatakan konsep ini dipandang istimewa untuk ditampilkan lantaran IKN disiapkan dengan beberapa pendekatan, mulai dari pendekatan keberlanjutan, efisiensi, kemudahan akses, dan aspek rendah emisi, hingga konektivitas.

"Semua teknologinya ada di Hannover Messe. Dengan showcase tersebut, kami berharap pembangunan IKN bisa lebih terakselerasi," ujar Eko.

Lebih lanjut, kata Eko, Indonesia tentunya bisa membuktikan kepada dunia terkait upaya yang telah diinisiasi untuk menjadi bagian dari kekuatan ekonomi dunia pada 2030 mendatang.

Eko juga memaparkan Indonesia kembali dipilih sebagai partner country Hannover Messe pada 2023 secara tatap muka, setelah sebelumnya dengan posisi yang sama pada 2021.

Indonesia diketahui akan tampil dalam ajang teknologi terbesar dunia tersebut di Hannover, Jerman, pada 17-21 April 2023.

Menurut Eko, puluhan juta orang telah mengunjungi pameran Indonesia sebagai partner country dalam Hannover Messe 2021, baik secara virtual maupun sebagian tatap muka.

Perhelatan tersebut dinilai sukses lantaran mampu mendatangkan investasi bagi tanah air, yang mana salah satu terbesarnya investasi untuk semi konduktor.

"Showcase yang kami lakukan membuktikan dan meyakinkan para penyedia teknologi, para investor untuk mengamankan investasinya di Indonesia, karena yakin Indonesia sebagai tempat bagi industri mereka untuk menyambut masa depan," ungkap Eko.

Kemudian, Eko menambahkan Kemenperin telah mendapat persetujuan anggaran melalui DPR untuk penyelenggaraan Hannover Messe sebesar Rp140 miliar.

"Jadi, kami akan membiayai seluruh booth-nya, sehingga eksibitor itu tinggal datang membawa barangnya ke sana," imbuhnya.

Selain itu, anggaran juga digunakan untuk penyelenggaraan seminar, konferensi, dan biaya logistik.

Adapun lahan seluas 3.200 meter persegi yang akan ditempati Indonesia sebagai partner country.