Fokus Laksanakan Industri 4.0, Kemenperin Yakin Transformasi Digital Bisa Angkat Daya Saing Sektor Manufaktur
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi. (Foto: Dok. Kemenperin)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakselerasi penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai inisiatif strategi dan menjadi agenda nasional, dengan salah satu tujuannya merevitalisasi sektor manufaktur nasional melalui pemanfaatan teknologi industri 4.0.

Upaya transformasi digital ini diyakini membuat industri semakin efisien dan berkualitas sehingga bisa lebih berdaya saing global.

"Oleh karena itu, kami fokus melaksanakan berbagai program prioritas yang terdapat dalam roadmap Making Indonesia 4.0," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 6 Desember.

Doddy menjelaskan, peta jalan Making Indonesia 4.0 telah diterapkan sejak 2018 sebagai strategi transformasi industri 4.0, yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan daya saing industri nasional, serta membantu memudahkan industri dalam meningkatkan efisiensi dan bisnis perusahaan.

"Proses transformasi industri 4.0 juga sangat membantu perusahaan industri dalam menyesuaikan dan menjalankan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19, baik dalam pengaturan proses kerja maupun terkait SDM," paparnya.

Ia menyatakan dukungan para pihak dalam mempercepat transformasi digital amat dibutuhkan. Sinergi dan kolaborasi antar pihak merupakan kunci dalam implementasi industri 4.0.

Selain itu, transformasi industri 4.0 dinilai menjawab permasalahan yang dihadapi pelaku industri dan mempercepat pemulihan industri nasional pada saat ini.

"Di sinilah pentingnya kami mengakselerasi Journey Transformasi Industri 4.0 ini. Sebagai dampak positif transformasi industri 4.0, terdapat beberapa perusahaan manufaktur yang mampu menurunkan konsumsi energi antara 4-40 persen, peningkatan produktivitas 5-22 persen, serta penurunan cost production 3-78 persen," ungkapnya.

Gelaran Conference Industry 4.0 merupakan wahana untuk mengakselerasi transformasi digital.

Sementara, Kepala Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri BSKJI Kemenperin, Heru Kustanto menyebut sharing knowledge melalui ajang ini dapat terjadi antar industri 4.0.

Kegiatan yang dilaksanakan secara online dan offline ini menghadirkan narasumber dari enam perusahaan yang berasal dari industri kimia, otomotif, minuman, elektronik, dan BUMN.

Perusahaan tersebut di antaranya, PT Supernova Flexible Packaging, PT Tirta Investama, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Sat Nusapersada Tbk, PT AISIN Indonesia Automotive, dan PT Amerta Indah Otsuka.