Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri air minum dalam kemasan (AMDK) demi memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional, salah satunya dengan menginginkan agar pabrik Aqua Danone yang ada di Solok, Sumatera Barat, bisa kembali beroperasi.

Pabrik Aqua Danone diketahui melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan pekerja di wilayah itu sehingga memicu kemarahan Bupati Solok yang langsung mendatangi pabrik tersebut.

"Kami ingin masalah hubungan industrial segera terselesaikan dengan baik. Masalah industrial ini telah berdampak terhadap utilisasi Aqua Solok, yang saat ini hanya 20 persen. Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) penunjang industri AMDK juga terkena imbasnya, begitu dengan pekerja retail," kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif, di Jakarta, Senin, 5 Desember.

"Lebih dari itu, kami ingin agar pabrik Aqua Solok segera berproduksi untuk mendukung iklim investasi kondusif di Sumatra Barat," lanjutnya.

Kemenperin pun telah melakukan penelusuran lapangan ke PT Tirta Investama (Aqua) Solok untuk mengetahui permasalahan yang menimpa pabrik produsen air minum dalam kemasan (AMDK).

"Kedua belah pihak diharapkan tetap mengikuti aturan yang berlaku dalam menyelesaikan perselisihan dan mencari jalan yang win win solution dengan prinsip saling menghormati, sehingga tidak mengganggu proses produksi pabrik dan juga iklim investasi di Kabupaten Solok," ungkap Febri.

Pabrik Aqua Solok merupakan fasilitas AMDK ke-13 yang didirikan oleh Aqua Grup di Indonesia pada 20 Juni 2013.

Pendirian pabrik ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air minum yang sehat dan berkualitas bagi masyarakat Sumatra Barat.

Pabrik Aqua Solok memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 155 orang dengan utilitas produksi mencapai 60-75 persen.

Selain itu, pabrik ini juga memiliki tiga lini produksi, yakni dua lini produksi galon dan satu lini produksi botol (600mL dan 1500mL).

Kepala Pabrik Aqua Solok, Endro Wibowo mengatakan, perusahaan terus berkomitmen melakukan hal terbaik dalam operasionalnya dan terus menyediakan produk Aqua untuk memenuhi kebutuhan hidrasi konsumen di daerah sekitarnya.

"Kami percaya para pemangku kepentingan akan mendukung lingkungan investasi yang kondusif dan aman, sehingga kami dapat memberikan kontribusi lebih baik kepada Kabupaten Solok dan masyarakat di sekitar pabrik pada khususnya," imbuhnya.

Sebagai informasi, kekuatan industri AMDK di tanah air saat ini ditopang oleh 641 perusahaan dengan total kapasitas produksi sebesar 30 miliar liter per tahun.

Sementara itu, konsumsi AMDK di pasar domestik mencapai 29,8 miliar liter per tahun.

Neraca perdagangan di industri ini mengalami surplus sebesar 15,5 juta dolar AS dengan memberikan kontribusi devisa melalui ekspornya hingga mencapai 17 juta dolar AS pada 2021.

Guna menggenjot kinerja industri AMDK ini, diperlukan penciptaan iklim usaha yang kondusif, termasuk dalam menjaga hubungan industrial antara manajemen perusahaan dengan para pekerjanya.

Dengan suasana kerja yang harmonis, akan mendorong produktivitas yang optimal. Hal ini diyakini dapat membawa dampak yang baik bagi kinerja perusahaan.