Bagikan:

JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan laba konsolidasi perusahaan pelat merah hingga kuartal III-2022 mencapai Rp155 triliun. Namun, lanjutnya, angka tersebut belum diaudit.

Erik menambahkan, laba konsolidasi ini menjadi bukti transformasi BUMN yang menghasilkan kinerja positif.

Sekadar informasi, laba konsolidasi Rp155 triliun meningkat dari laba konsolidasi pada tahun lalu yakni Rp125 triliun. Sedangkan pada 2020, hanya mencatatkan sebesar Rp13 triliun.

"Capaian dan kontribusi ini menjadi bukti adanya konsolidasi, efisiensi, dan fokus pembangunan ekosistem di BUMN," ujar Erick saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 5 Desember.

Dijelaskan Erick, capaian tersebut terlihat pada kontribusi BUMN kepada negara.

Di mana, untuk 3 tahun terakhir hingga 2020-2022, total kontribusi BUMN sebesar Rp1.198 triliun.

Adapun angka tersebut terdiri atas pajak, bagi hasil, PNBP, dan dividen.

"Artinya lebih tinggi Rp68 triliun dari kumulatif 3 tahun (2017-2019) yang sebesar Rp1.130 triliun," ujarnya.

Kinerja BUMN di BEI Lebih Unggul dari Swasta

Tak hanya itu, kata Erick, kinerja positif BUMN juga tergambar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Erick menjelaskan performa BUMN lebih unggul daripada sektor swasta.

Erick berujar, perolehan dana atau capital gain emiten BUMN tercatat sebesar 8,2 persen dengan kumulatif dividen mencapai 9,8 persen.

Sedangkan, sambung Erick, return atau total pengembalian yang diterima pemegang saham BUMN mencapai 18 persen atau lebih baik ketimbang sektor swasta yang hanya sebesar 10,8 persen.

"Ini yang menggembirakan, kalau lihat benchmarking private sector di bursa, capital gain dan kumulatif dividen, konsolidasi BUMN kita returnnya bisa 18 persen, artinya lebih baik dari private sector yang di mana capital gain dan kumulatif dividen sebesar 10,8 persen," tuturnya.