Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi laba bersih perusahaan-perusahaan pelat merah akan tembus Rp200 triliun pada 2022. Kata Erick, angka tersebut bisa dicapai mengingat laba bersih untuk tahun 2022 belum tutup buku.

“Kemungkinan ini laba BUMN tahun ini Rp200 triliun, kemungkinan. Ini belum tutup buku. Artinya apa? Kalau benar Rp200 triliun, yang sebelumnya Rp125 triliun, naik lagi,” katanya dalam konferensi pers Natal 2022 bersama Kementerian BUMN dan BUMN, ditulis Minggu, 15 Januari.

Kata Erick, tingginya kemungkinan laba konsolidasi BUMN ini merupakan berkat kerja keluarga besar perusahaan-perusahaan Pelat merah yang telah bersatu dalam segala perbedaan.

“Ini karena apa? Tadi yang saya sampaikan, kerja keluarga besar BUMN, bersatu, menyatukan perbedaan. Melakukan efisiensi, gotong royong,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan laba konsolidasi perusahaan pelat merah hingga kuartal III 2022 mencapai Rp155 triliun. Namun, lanjutnya, angka tersebut belum diaudit.

Erik menambahkan, laba konsolidasi ini menjadi bukti transformasi BUMN yang menghasilkan kinerja positif. Dijelaskan Erick, capaian tersebut terlihat pada kontribusi BUMN kepada negara.

Di mana, untuk 3 tahun terakhir hingga 2020-2022, total kontribusi BUMN sebesar Rp1.198 triliun. Adapun angka tersebut terdiri atas pajak, bagi hasil, PNBP, dan dividen.

“Artinya lebih tinggi Rp68 triliun dari kumulatif 3 tahun (2017-2019) yang sebesar Rp1.130 triliun,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata Erick, kinerja positif BUMN juga tergambar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Erick menjelaskan performa BUMN lebih unggul daripada sektor swasta.

Erick berujar, perolehan dana atau capital gain emiten BUMN tercatat sebesar 8,2 persen dengan kumulatif dividen mencapai 9,8 persen.

Sedangkan, sambung Erick, return atau total pengembalian yang diterima pemegang saham BUMN mencapai 18 persen atau lebih baik ketimbang sektor swasta yang hanya sebesar 10,8 persen.

“Ini yang menggembirakan, kalau lihat benchmarking private sector di bursa, capital gain dan kumulatif dividen, konsolidasi BUMN kita returnnya bisa 18 persen, artinya lebih baik dari private sector yang di mana capital gain dan kumulatif dividen sebesar 10,8 persen,” tuturnya.