Erick Thohir akan Tutup Lagi Anak Cucu BUMN Bulan Depan
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan akan menutup lagi sejumlah anak cucu usaha BUMN dalam waktu dekat. Langkah ini sebagai bagian dari bersih-bersih perusahaan pelat merah.

Lebih lanjut, Erick mengatakan rencana ini dilakukan karena masih adanya perusahaan pelat merah dalam kondisi yang kurang sehat. Bahkan, dia mengaku sudah melakukan pemetaan kembali bagi BUMN yang sehat, sakit, hingga yang tak bisa diselamatkan.

“Saya tutup 133 anak cucu (BUMN), jadi mungkin nanti, Pak Wamen, bulan depan kita tutup lagi,” ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, ditulis Jumat, 1 September.

Erick menekankan dirinya akan menindak tegas perusahaan pelat merah yang menyalahkangunakan wewenang mendirikan anak usaha bahkan cucu tanpa izin Kementerian BUMN bahkan induk usaha.

“Kalau memang BUMN yang melahirkan anak cucu tanpa izin atau pun BUMN yang punya anak cucu tapi menggerogoti filosofi kebersamaan kita bahwa BUMN bukan menara gading, tapi BUMN ekosistem membangun kebersamaan di tengah ekonomi kita yang terbuka bersama swasta, UMKM atau investasi,” ujarnya.

Erick mengatakan penyehatan perusahaan pelat merah dilakukan dengan restrukturisasi. Sedangkan penutupan atau pembubaran perusahaan, upaya ini diambil untuk menyelamatkan perusahaan pelat merah.

“Kalau kita lihat restruk Garuda yang waktu itu polemiknya sangat berat, tidak hanya ada kasus korupsi, tetapi juga bagaimana pada saat COVID-19 dan hari ini Garuda kita lihat laba sebelum pajak dan lain-lain sudah mencapai Rp3 triliun, artinya Garuda sudah di arahnya yang benar,” ucapnya.

Pada kesempatan ini, Erick juga mengungkapkan kesuksesan restrukturisasi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang menanggung utang puluhan triliun.

Tetapi, hasil restrukturisasi dinilai sudah bisa memberikan dampak positif.

“Hari ini PTPN terbukti bisa kontribusi angka yang luar biasa untuk juga next menjadi program pemerintah industrialisasi pangan. Karena turunan dari pangan itu banyak sekali, apakah menjadi biofuel atau menjadi hal-hal yang lain,” ujarnya.