JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menjembatani penguatan rantai pasok usaha mikro kecil (UMK) komoditas bahan baku jamu milik pelaku UMKM yang tergabung dalam Koperasi Agrofarm Bondowoso dengan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
“Kita mengucapkan terima kasih sekali kepada PT. Sido Muncul yang telah memberikan akses kepada UMKM untuk barang-barangnya dan untuk Pemda sangat kami harapkan kerjasamanya,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Yulius saat Peluncuran Program Penguatan Rantai Pasok Komoditas Bahan Baku Jamu di Bondowoso, Jawa Timur, Rabu 17 Mei lalu, dilansir dari Antara.
Yulius menuturkan kemitraan strategis antara pelaku UMK dengan usaha besar merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kelas UMKM. Saat ini tercatat baru 7 persen kemitraan yang terjalin antara UMK dan usaha besar dan rasio partisipasi UKM yang telah masuk dalam rantai nilai global (global supply chain) baru 4,1 persen.
Melalui kemitraan Koperasi Agrofarm Bondowoso dengan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, kini hasil produksi pelaku UMKM dapat disalurkan langsung ke Sido Muncul untuk digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan jamu.
KemenkopUKM pun berharap, kemitraan strategis yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama tersebut dapat mendorong pelaku UKM untuk meningkatkan produktivitasnya.
“Karena dia terdorong untuk melakukan produk-produk yang berkualitas. Transfer teknologi dan pengetahuan, jadi pengusaha kecil belajar dari pengusaha besar. Juga untuk menjaga stabilitas harga karena sering kali UMKM terkalahkan oleh usaha besar dan kita mendorong agar barang-barangnya sudah ada off taker,” ucapnya.
Setelah para pelaku UMK dihubungkan ke rantai pasok atau offtaker seperti PT Sido Muncul, dari sisi permodalan, KemenKopUKM juga menyiapkan pinjaman untuk para petani-petani Bondowoso melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster berbasis rantai pasok dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi dengan bunga 3 persen.
“LPDB itu tidak memberikan pinjaman kepada UMKM tapi memberikan pinjamam kepada koperasi, koperasi memberikan pinjaman kepada UMKM. Jadi ada dua sumber dana yang kita manfaatkan, pertama KUR yang kepada UMKM dan juga koperasinya,” tutur Yulius.
Pada kesempatan tersebut KemenkopUKM melalui BRI memberikan KUR klaster berbasis rantai pasok kepada tiga orang petani kunyit dengan nilai masing-masing Rp50 juta rupiah.
BACA JUGA:
Diharapkan penyaluran KUR klaster berbasis rantai pasok dapat mempercepat penyaluran kredit UMKM dengan tetap memperhatikan aspek tingkat kesehatan bank penyalur yaitu capaian Non Performing Loan (NPL) yang rendah.
Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat yang hadir secara virtual mengakui sangat menyambut baik kerjasama dengan Koperasi Agrofarm Bondowoso meski jumlah produk yang akan dikirim ke Sido Muncul masih terbatas.
“Untuk jumlahnya, bagi saya yang terpenting adalah memulai daripada jumlah besar terus menjadi kecil. Terima kasih banyak atas kerja samanya,” kata dia.
Adapun pada tahap awal kerjasama, Koperasi Agrofarm Bondowoso akan mengirimkan 5 ton Lempuyang kering dalam rentang waktu 3 bulan kepada Sido Muncul. Ke depan, Koperasi Agrofarm Bondowoso juga berencana untuk mengirimkan kunyit yang menjadi komoditas unggulan di Bondowoso.