Bagikan:

JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) didapuk jadi salah satu perusahaan terbaik yang telah melakukan penjamin mutu produk dari hulu ke hilir, oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sido Muncul juga dinilai punya komitmen mendukung pasokan bahan baku obat alam yang bermutu sebagai basis kemandirian nasional.

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengungkapkan, dirinya sangat mengapresiasi penghargaan ini. Menurutnya, BPOM telah melakukan gebrakan yang sangat baik bagi industri obat dan makanan tanah air.

Karena menurut dia, penilaian terhadap berkualitasnya suatu perusahaan obat maupun makanan utamanya didasarkan pada aspek bahan baku pangan maupun obat. Mulai dari hulu maupun hingga hilir.

"BPOM tidak hanya mengawasi dan memberi izin, tetapi mereka memberi motivasi yakni apresiasi. Di mana industri diberi penghargaan karena upayanya," ujar Irwan di acara penganugerahan yang berlangsung di Grand Mercure Kemayoran, Kamis 27 Juli.

Lebih lanjut kata Irwan, Sido Muncul sangat selektif ketika memproduksi berbagai produk obat herbalnya. Mulai dari bahan baku yang masuk ke dalam pabrik, hingga produk Sido Muncul jadi dan dijual di pasar.

Untuk menjamin mutu yang dimaksud, Sido Muncul memiliki berbagai fasilitas seperti laboratorium untuk mengecek kualitas bahan baku, memiliki greenhouse nursery sendiri, serta menggandeng Perguruan Tinggi untuk riset atau pengembangan.

Bahkan, Sido Muncul juga melakukan pengembangan rantai pasok komoditas bahan baku jamu, yakni dengan cara menggandeng petani.

Irwan mengaku, pihaknya kerap melakukan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, sehingga berdampak terhadap peningkatan standar mutu kualitas bahan, dengan penerapan kegiatan pasca panen seperti pembuatan ekstraksi.

Hal ini perlu dilakukan untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan bahan baku jamu tradisional yang kini permintaannya terus meningkat.

"Kami kalau terkait penanaman kami bekerjasama dengan petani. Kemudian kami punya laboratorium dan greenhouse nursery, kita juga telah bekerja sama dengan perguruan tinggi. Karena kan bahan baku yang diolah banyak, pasarnya luas dan oppotunity-nya banyak, jadi ini tidak bisa kami kerjakan sendiri. Jadi kami bersedia mengajarkan petani," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito menjelaskan bahwa pihaknya terus membangun, membantu, mendukung, serta memfasilitasi industri obat berbahan alam.

Menurut Penny, Indonesia dianugerahi keanekaragaman hayati dalam hal bahan baku obat tradisional atau herbal. Sehingga potensi yang dimiliki harus dimaksimalkan, tentunya agar Indonesia mandiri di bidang obat berbahan alam.

Hal ini juga tertuang dalam Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

"Ini menjadi potensi yang perlu kita kembangkan untuk sebagai substitusi atau alternatif pengobatan," tegas Penny.