Bagikan:

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani secara tegas menyatakan bahwa tekanan inflasi di dalam negeri terus menurun.

Dia menjelaskan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) melandai jadi 4,33 persen year on year yoy pada April 2023 atau selama periode Ramadan dan Idulfitri.

“Level itu jauh lebih kecil dari Desember 2022 atau akhir tahun lalu yang sebesar 5,51 persen,” ujarnya awal pekan ini.

Menurut Menkeu, inflasi inti terus melambat menjadi 2,83 persen yoy dipengaruhi ekspektasi inflasi dan imported inflation yang menurun, serta pasokan agregat yang memadai dalam merespons kenaikan permintaan.

Sementara itu, inflasi volatile food tetap terkendali, yakni berada pada angka 3,74 persen secara tahunan di bulan lalu.

“Berlanjutnya penurunan inflasi merupakan dampak positif kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) yang pre-emptive dan forward looking,” tuturnya.

Selain itu, sambung Menkeu, situasi kondusif ini merupakan hasil dari sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah (pusat dan daerah).

“Ini bisa dilihat dari kerja sama kami melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah,” tegas dia.

Sebagai informasi pada tahun ini target inflasi IHK maupun inflasi inti adalah sebesar 3 persen plus minus 1 persen. Adapun, sasaran itu sudah dicapai dari sisi inflasi inti dan terus dikejar untuk inflasi IHK di periode Agustus 2023 mendatang.