Bagikan:

JAKARTA - Head of Macroeconomic & Financial Market Research PT Bank Mandiri Tbk Dian Ayu Yustina menyebut kinerja sektor perbankan di Indonesia masih sehat di tengah kegagalan tiga bank di Amerika.

Menurut dia, hal tersebut dikarenakan eksposur perbankan yang bermasalah di Amerika yang minim kepada bank di Indonesia.

“Dilihat dari berbagai indikator, resiliensi perbankan kita masih sangat baik. CAR (Capital Adequacy Ratio) kita masih mencapai level di atas ketentuan sebesar 25,88 persen,” katanya dalam Media Gathering daring, dikutip dari Antara, Rabu 10 Mei.

Kondisi perbankan Indonesia saat ini juga lebih baik dibandingkan saat krisis ekonomi global pada 2008 dimana saat itu permodalan perbankan yang tampak dari CAR hanya mencapai 16,76 persen.

Di kuartal I 2023, Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan nasional yang sebesar 79,81 persen juga dipandang cukup baik, demikian pula kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang rendah sebesar 2,59 persen.

Sampai akhir 2023, ia memperkirakan LDR perbankan nasional dapat terus dijaga di kisaran 80 persen seiring dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,1 persen dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,4 persen.

Likuiditas diperkirakan akan meningkat di semester II 2023 dengan DPK yang kembali tumbuh sebesar 8 persen dari sebelumnya tumbuh 7 persen di kuartal I 2023.

Adapun pelemahan pertumbuhan DPK di kuartal I 2023 disebabkan oleh faktor musiman dimana masyarakat melakukan persiapan menjelang Ramadan dan Lebaran yang jatuh pada kuartal II 2023.

“Jadi memang ada penarikan uang dari perbankan, ini membuat kondisi likuiditas kita meningkat. Ini musiman. Di periode berikutnya, ketika spending pemerintah meningkat sesuai season, seharusnya likuiditas bisa membaik,” katanya.