Menyoal Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, Menteri BUMN: Kalau Dikorupsi Kita Sikat!
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyoroti pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Dia menegaskan, jika pembengkakan disebakan karena adanya korupsi, maka pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan menyikat siapa saja terlibat.

“Jangan hanya sekadar bengkak. Kalau bengkak dikorupsi kita sikat,” ujarnya ditemui di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa, 18 April.

Meski begitu, Erick menilai penyebab pembengkakan biaya proyek yang sedang dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) tersebut sebenarnya sangat jelas. Salah satunya karena dampak pandemi COVID-19.

Lebih lanjut, Erick mengatakan kondisi tersebut membuat harga-harga material menjadi melambung tinggi.

“Tapi ini bengkak karena COVID-19. Baja naik, itu terjadi di mana-mana… itu lah gonjang ganjing rantai pasok supply chain yang terganggu,” ujarnya.

“Lalu sekarang, kalau kita hitung lagi pembangunan sekarang dan kemarin, kurang lebih mahal lagi, yang naik tidak hanya besi, lain-lain juga naik di dunia, saya yakin kalau hitung-hitungan per kilometer (km) itu masih lebih murah, yang penting tidak dikorupsi,” sambungnya.

Terkait dengan kelanjutan proyek ini, Erick menekankan bahwa KJCB tidak mungkin dimangkrakan. Artinya, pemerintah tetap akan melanjutkan pembangunannya.

“Kalau kereta cepat sudah disampaikan Pak Luhut hasil negosiasi bagaimana kereta cepat ini harus berjalan, tidak mungkin kita mangkrakan,” tuturnya.