Kemenparekraf Gaet BEI Tingkatkan Peluang Pelaku Usaha Parekraf IPO
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana. Foto: Dok. Kemenparekraf

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar kegiatan Bincang Pasar Modal di Kota Bekasi, Jawa Barat, belum lama ini.

Hal ini sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan peluang pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) tentang pasar modal, khususnya skema Initial Public Offering (IPO).

Kegian Bincang Pasar Modal tersebut dihadiri 50 pelaku usaha sektor parekraf di sekitar Jabodetabek. Dalam kegiatan itu, turut hadir Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi dan pakar ekonomi Ki Saur Panjaitan XIII.

Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf Anggara Hayun Anujuprana mengatakan, peluang dan potensi bagi pelaku usaha parekraf untuk menembus pasar modal sangat tinggi.

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor ritel pasar modal telah menembus 10,31 juta investor per Desember 2022. Jumlah ini naik 37,68 persen dibandingkan akhir Desember 2021 atau sebanyak 7,48 juta investor.

"Peluang tersebut diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha parekraf untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham atau yang lebih dikenal dengan nama Initial Public Offering (IPO)," kata Hayun melalaui keterangan tertulisnya, dikutip Jumat, 14 April.

Hayun menyebut, pihaknya telah menyiapkan berbagai program berjenjang yang dapat menunjang kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha parekraf dalam menembus pasar modal sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan permodalan.

Selain kegiatan literasi terkait pasar modal pada kegiatan Bincang Pasar Modal, Kemenparekraf juga mengembangkan "Coaching Clinic KreatIPO" yang merupakan kegiatan one on one meeting dengan profesi penunjang dalam rangka identifikasi kesiapan IPO untuk aspek regulasi, keuangan, legalitas, dan kesiapan underwriter.

Selain itu, ada juga seleksi untuk masuk dalam IDX Incubator, pembinaan oleh IDX Incubator, dan monitoring oleh Kemenparekraf, serta pelaksanaan Demoday untuk mempertemukan perusahaan dengan profesi penunjang yang akan membantu penyiapan IPO.

Sementara itu, Head of IDX Incubator Aditya Nugraha menyebut, IPO bukanlah finish line dalam fundraising perusahaan di pasar modal, melainkan start point karena perusahaan dapat menghimpun dana melalui penerbitan saham baru lewat right issue atau private placement.

"Selain bertujuan untuk mencari pendanaan tanpa batas, IPO juga bermanfaat untuk meningkatkan citra perusahaan, mempercepat GCG, mendapatkan insentif pajak, dan lainnya," imbuh dia.