Jaga Perekonomian di Tengah Ancaman Resesi, Kemenparekraf Ingin Kolaborasi Terus Diperkuat
Menparekraf Sandiaga Uno/FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut, kolaborasi bersama perlu diperkuat terus guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman resesi dan ketidakpastian global.

Hasil kolaborasi bersama telah dirasakan manfaatnya, yang mana pada tahun 2022 menjadi titik bangkit sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).

Hal ini terlihat dari capaian indikator kinerja utama Kemenparekraf, yakni jumlah kunjungan wisata mancanegara (wisman) yang terealisasi 5,47 juta dengan nilai devisa pariwisata sebesar 6,7 miliar dolar AS, serta jumlah tenaga kerja pariwisata terealisasi 22,89 juta orang. 

"Alhamdulillah, tentunya keberhasilan tersebut hasil kerja kolaborasi bersama lintas institusi, pelaku usaha, media, serta komunitas dan masyarakat," ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam Webinar bertajuk 'Peran BUMN sebagai Benteng Perekonomian Nasional di Tengah Ancaman Resesi Global 2023', dikutip Rabu, 19 April.

Menurut Sandiaga, hal tersebut perlu dilakukan dan diperkuat terus dalam rangka upaya bersama mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 

Pemerintah sendiri dalam UU APBN 2023 telah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,3 persen secara (yoy). Sementara, Bank Indonesia memprakirakan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 berada di kisaran 4,5-5,3 persen (yoy).

"Dan penciptaan lapangan kerja yang luas, kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu, serta memahami kebutuhan masyarakat," ujar Sandiaga.

Tak hanya itu, BUMN juga turut berperan penting dalam menjaga momentum pemulihan ekonomi. Pasalnya, tidak sedikit BUMN yang menjadi market leader di bidangnya masing-masing.

Salah satu BUMN tersebut adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN). Kinerja keuangan PTPN diketahui terus menunjukkan kinerja positif selama tiga tahun terakhir dan berpotensi untuk terus meningkat. Sepanjang 2022, PTPN berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp55,9 triliun atau naik 14 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk lebih meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian, PTPN akan melakukan integrasi melalui pembentukan tiga SubHolding, yakni PalmCo, SugarCo, dan SupportingCo. Selain itu, perseroan juga berencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) alias IPO.

"Rencana integrasi dan IPO PTPN akan berfokus pada enam tujuan, di antaranya Value Discovery, lalu Value Maximization dengan memaksimalkan penciptaan value, mendorong peningkatan margin EBITDA sebesar 5-10 poin selama lima tahun ke depan melalui peningkatan hasil dan optimalisasi biaya," ucap Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Mahmudi.

Selanjutnya, Value Protection yang bertujuan untuk meningkatkan ESG, ketahanan pangan dan mendorong agenda pembangunan nasional. "IPO dapat meningkatkan ekuitas perusahaan, karena terdapat tambahan dana Rp6-8 triliun yang berasal dari hasil IPO tersebut," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Reasuransi Indonesia (IndonesiaRe) Benny Waworuntu mengatakan, reasuransi sebagai backbone memegang peranan yang penting dalam cover risiko-risiko yang terjadi di lingkungan masyarakat, IKNB, ban, dan industri lainnya, melalui perusahaan-perusahaan asuransi.

"Tiga hal penting bagi perusahaan Reasuransi Padat Modal (Highly Intensive Capital) karena memerlukan kekuatan permodalan yang memadai untuk dapat menahan risiko dari perusahaan asuransi," jelasnya.

Dengan tiga hal itu, diharapkan industri reasuransi dapat menjaga sustainability dan menciptakan ekosistem industri perasuransian nasional yang bertumbuh dan bertanggung jawab melalui peran pertanggungan ulang terhadap risiko-risiko yang diterima oleh perusahaan asuransi. 

"Dengan terciptanya ekosistem industri perasuransian yang sehat, akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," tandasnya.