JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggandeng Bursa Efek Indonesia ( BEI) guna memberikan pendampingan kepada para pelaku UMKM parekraf dalam mengembangkan usaha, serta menjangkau investor yang lebih luas menuju IPO.
"Potensi dan peluang yang begitu besar, khususnya pada pasar modal diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham atau yang dikenal Initial Public Offering," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam keterangan persnya, Jumat, 23 Desember.
Papan Akselerasi telah diluncurkan sejak 2019, yang bertujuan memfasilitasi perusahaan dengan asset skala kecil dan menengah, agar dapat tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan mengacu pada peraturan OJK Nomor 53 dan 54 Tahun 2017.
Hingga kini, sudah terdapat 25 Perusahaan Tercatat yang telah masuk dalam Papan Akselerasi.
"Bila perusahaan dirasa sudah sehat, sustainable, dan siap naik kelas, tidak perlu menunggu besar untuk go public, tetapi besar dengan go public melalui pembiayaan pasar modal," ujar Sandiaga.
BACA JUGA:
Di sisi lain, Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana mengatakan pihaknya dapat berkolaborasi dengan BEI terkait program ke depan, sebagai salah satu bentuk kolaborasi dengan mengadakan Demo Day menuju IPO.
Adapun para peserta berasal dari Profesi Penunjang Pasar Modal, seperti Law Firm, Kantor Akuntan Publik, dan Underwriter.
"Profesi Penunjang Pasar Modal juga perlu dilakukan standarisasi dan pertemuan dengan skema one by one dengan peserta BEI Incubator," ucapnya.
Lebih lanjut, kata Hayun, dengan adanya pendampingan ini, dapat menjadi wujud nyata bahwa Kemenparekraf merupakan penyemangat bagi usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk segera menuju IPO dan mencatatkan sahamnya di BEI.
"Agar dapat mengembangkan usahanya, menciptakan lapangan kerja, serta berkarya bagi ibu pertiwi," pungkasnya.