Pascagempa, Pembangunan Hunian Tetap di Sulteng Dikebut Selesai pada Desember 2023
Pembangunan hunian tetap (huntap) di Sulawesi Tengah (Sulteng). Foto: Dok. Kementerian PUPR

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat upaya pemulihan kerusakan infrastruktur pascabencana gempa bumi disertai tsunami dan likuifaksi yang terjadi di kawasan Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 silam, salah satunya melalui pembangunan hunian tetap (huntap) yang ditujukan bagi para masyarakat terdampak.

Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi II Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Bakhitar mengatakan, pembangunan huntap dilakukan di tiga kabupaten/kota, yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, sebanyak total 5.732 unit.

Pembangunan tahap pertama sebanyak 1.679 unit telah selesai pada tahun lalu dan sudah mulai dihuni oleh masyarakat.

"Saat ini, kami tengah melaksanakan pembangunan tahap kedua sebanyak 4.053 unit. Para calon penghuninya juga sudah terverifikasi. Kami targetkan pembangunan tahap kedua ini bisa tuntas seluruhnya pada Desember 2023," kata Bakhtiar lewat keterangan resminya, dikutip Senin, 27 Maret.

Huntap dibangun dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). RISHA adalah teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat menggunakan bahan beton bertulang pada struktur utamanya. Di samping itu, RISHA juga dirancang sebagai bangunan tahan gempa.

Diharapkan kehadiran RISHA di wilayah rawan gempa seperti Palu dan Donggala membuat masyarakat setempat tidak kehilangan rumah serta harta bendanya akibat bencana gempa bumi.

Selain huntap, Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tengah juga membangun berbagai infrastruktur permukiman untuk mendukung kawasan huntap.

Infrastruktur permukiman yang dibangun antara lain jalan, drainase, ruang terbuka hijau, penerangan jalan umum, sistem pengolahan sampah TPS3R, SPALD-T untuk pengolahan limbah, serta SPAM dan reservoir untuk penyediaan air.

Kepala BPPW Sulawesi Tengah Sahabuddin menyebut, infrastruktur permukiman yang dibangun, di antaranya jalan, drainase, ruang terbuka hijau, penerangan jalan umum, sistem pengolahan sampah TPS3R, SPALD-T untuk pengolahan limbah, serta SPAM dan reservoir untuk penyediaan air.

"Untuk infrastruktur permukiman ada pekerjaan yang terkontrak hingga Maret 2024, tetapi kami akan melakukan upaya-upaya percepatan agar bisa selesai Desember 2023 bersamaan dengan penyelesaian huntap," imbuhnya.