PALU - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mempertanyakan soal pemenuhan kebutuhan air bersih warga penghuni hunian tetap, yang merupakan penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi di Kota Palu dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Sementara airnya dari mana?" kata dia saat mendengar pemaparan progres pembangunan air bersih untuk penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi dari Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Taufik di Palu, dilansir Antara, Kamis, 6 Januari.
Ia mempertanyakan mengenai kondisi kebutuhan air bersih warga penyintas gempa, tsunami, dan likuefaksi, yang saat ini sebagian telah menempati hunian tetap.
Pertanyaan itu, menyusul pembangunan air bersih warga huntap saat ini masih dalam proses.
Taufik mengatakan pemenuhan kebutuhan air bersih warga, saat ini dilakukan dengan pembangunan sumur.
Ia menjelaskan saat ini Kementerian PUPR melalui pihaknya sedang membangun sarana air bersih bagi warga, yang diambil dari Sungai Saluki Kabupaten Sigi.
"600 liter per detik yang sementara dalam proses pembangunan, air dari Sungai Saluki," ujarnya.
BACA JUGA:
Pihaknya menargetkan pembangunan air bersih selesai pada 2023. "Air bersih itu untuk warga di Kabupaten Sigi, Kota Palu, dan Donggala," ujarnya.
Air bersih bagi warga hunian tetap, kata dia, akan diambil dari sungai yang berbeda, seperti kebutuhan air untuk hunian tetap di Pombewe, Kabupaten Sigi sebanyak 1.500 unit, akan diambil dari Sungai Paneki dengan kapasitas 25 liter per detik.
"Ini mendekati selesai pembangunan infrastruktur airnya," katanya.
Untuk hunian tetap di Kelurahan Duyu, BWSS III Sulteng mengambil air dari Sungai Lewara dengan kapasitas 20 liter per detik.
"Sudah sementara proses, akan dilelang pekerjaannya pada 2022 ini," kata dia.
Air bersih untuk hunian tetap warga di Tondo I dan II, akan diambil dari Sungai Poboya dengan kapasitas 60 liter perdetik.
"Ini juga akan dilelang pada tahun 2022 ini," ungkapnya.