Bagikan:

PALU - Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura berharap Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) dapat mempercepat pemulihan dampak gempa, tsunami dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, khususnya yang berkaitan dengan penyediaan hunian tetap.

"Semoga akhir tahun 2023 ini semua masyarakat terdampak bencana yang yang rumahnya rusak berat, mendapatkan hak haknya," kata Rusdy Mastura, dikutip ANTARA, Jumat, 27 Januari.

Rusdy Mastura menyatakan bahwa masyarakat terdampak bencana 2018 yang kehilangan tempat tinggal, dan menempati hunian sementara (Huntara), sebagiannya telah lama menanti hunian tetap dibangunkan oleh pemerintah.

Pembangunan hunian tetap yang menjadi salah satu fokus pemulihan dampak bencana 2018, kata dia, dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai skema pembiayaan.

Salah satunya, sebut dia, pembiayaannya bersumber dari Bank Pembangunan Asia (ADB).

"Saya berterima kasih kepada Menteri PUPR, bank dunia, ADB dan semua pihak yang telah mendorong percepatan penyelesaian dampak bencana tahun 2018 di Sulteng," ujar Cudy sapaan akrab Rusdy Mastura.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2023 ini membangun hunian tetap permanen untuk warga terdampak bencana 2018 yang kehilangan tempat tinggal. Pembangunan hunian tetap itu merupakan pembangunan tahap 2B, 2C, 2D, 2E dan 2F.

Pembangunan Hunian Tetap Pascabencana Provinsi Sulawesi Tengah Tahap 2B ini akan dibangun oleh kontraktor PT. Adhi Karya dan akan dibangun hunian tetap sejumlah 1.321 unit yang tersebar di tiga tempat yakni di Kelurahan Tondo, Kota Palu sebanyak 1.055 unit.

Kemudian di Desa Sibalaya Selatan Kabupaten Sigi sebanyak 120 unit, dan dusun dua Desa Bangga Kabupaten Sigi sebanyak 146 unit.

Sedangkan untuk tahap 2C sebanyak 533 unit, tahap 2D sebanyak 483 unit, tahap 2E sebanyak 533 unit, dan tahap 2F sebanyak 471 unit.