Bagikan:

CIANJUR - Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menyiapkan bantuan modal dan pelatihan kewirausahaan bagi warga korban gempa yang akan direlokasi.

Bahkan warga usia produktif yang mendapat rumah relokasi di Kecamatan Mande akan disalurkan untuk bekerja di sejumlah pabrik.

Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, pemulihan ekonomi warga korban gempa terutama warga relokasi akan mendapat sejumlah prioritas dalam membangun usaha untuk mendapat penghasilan di tempat yang baru.

"Kami sudah siapkan sejumlah program pemulihan ekonomi bagi warga terutama usia produktif untuk menjadi pelaku UMKM yang mendapat pelatihan dan pendampingan dari dinas terkait, termasuk program peternakan," katanyadi Cianjur, Antara, Kamis, 26 Januari.

Bagi mereka yang ingin menjadi buruh di sejumlah pabrik yang banyak terdapat di Kecamatan Mande, pihaknya sudah menginstruksikan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk menjadikan warga relokasi sebagai prioritas, sehingga mereka mendapat penghasilan.

Pemerintah daerah ungkap dia, sangat memikirkan semua kebutuhan warga ketika tinggal di rumah relokasi karena harus beradaptasi dan mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarga, meski mereka yang memiliki lahan pertanian tetap dapat menggarap lahan tersebut.

"Dinas tenaga kerja sudah kami minta untuk membuka peluang kerja sama dengan perusahaan yang ada, untuk memprioritaskan warga di lahan relokasi Kecamatan Mande, sedangkan di relokasi Kecamatan Cilaku akan mendapat program pelatihan menjadi pelaku UMKM dan menggarap lahan pembibitan pertanian," katanya.

Bagi orang tua lanjut usia yang akan direlokasi tambah Herman, akan dimasukkan ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebagai penerima bantuan.

Sejumlah warga yang mendapat kabar perkampungan mereka akan direlokasi, berharap dalam rencana tersebut sudah bisa dipastikan titik rumah yang tidak dapat dibangun kembali.

"Kami ingin mendengar langsung berapa rumah yang akan direlokasi dari Kampung Rawacina ini, jangan hanya menyebutkan akan direlokasi karena kami akan bertahan kalau tidak ada kejelasan apalagi harus menyesuaikan diri di tempat baru," kata warga Desa Nagrak, Rohendi (49).