DPR Minta Pemerintah Sisir Cianjur untuk Pastikan Kebutuhan Warga Terdampak Gempa
Foto BNPB

Bagikan:

JAKARTA - Komisi VIII DPR RI memberi perhatian serius pada bencana gempa di Cianjur dengan magnitudo 5,6 yang menelan ratusan korban jiwa. Komisi yang membidangi kebencanaan ini meminta pemerintah untuk gerak cepat dan fokus pada upaya evakuasi terhadap korban di wilayah-wilayah terdampak.

Anggota Komisi VIII DPR RI KH Maman Imanulhaq, juga meminta BNPB yang dibantu aparat TNI-Polri harus terus menyisir tiap-tiap wilayah sembari mendata bantuan apa yang diperlukan warga setempat.

"Yang sangat penting yakni pemerintah harus segera membuat peta data kerusakan wilayah dan juga data-data bantuan yang dibutuhkan para korban. Sehingga masyarakat yang ingin membantu bisa memberikan dengan cepat serta dan tepat sasaran," ujar Maman dalam keterangannya, Selasa, 22 November.

Sebab, lanjut legislator PKB Dapil Jawa Barat ini, dari pengalaman sebelumnya bantuan yang disalurkan masyarakat malah menumpuk di beberapa lokasi saja. Bahkan, ada banyak juga bantuan yang disalurkan salah sasaran.

Oleh karena itu, menurutnya, pengelolaan bantuan harus dimaksimalkan agar para korban maupun para pengungsi dapat mendapatkan bantuan dengan cepat dan sesuai yang dibutuhkannya.

"Pemerintah harus cepat menggelontorkan bantuan-bantuan berupa obat-obatan, baju layak pakai, tenda pengungsian, serta makanan, mengingat sangat banyak warga Cianjur yang kehilangan rumah akibat gempa kemarin," kata Maman.

Dari data yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, korban meninggal akibat gempa Cianjur bertambah menjadi 162 jiwa, 326 mengalami luka berat dan ringan.

"Per jam 21.00, dari call center BPBD Cianjur, korban bertambah di mana yang meninggal dunia 162 jiwa. 326 Luka berat/ringan. 2.4345 rumah rusak berat. 13,400an pengungsi," ujar Ridwan Kamil yang dikutip lewat akun media sosialnya, Selasa, 22 November.

Menurut Kang Emil, sebanyak 88 kali getaran/gempa susulan terjadi di skala 1,5 sampai dengan 4,8 skala richter. Dia mengingatkan bahwa suasana di Cianjur masih rawan.

Sementara itu, listrik baru 20 persen menyala dan butuh tiga hari untuk kembali normal. Sinyal seluler juga banyak terkendala.