Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan milik konglomerat Soegiarto Adikoesoemo, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) melaporkan kinerja positif sepanjang 2022 dengan capaian laba bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham entitas induk naik 116 persen menjadi Rp2,40 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan AKRA, dikutip Jumat 24 Maret, capaian laba bersih tersebut tumbuh pesat dibandingkan dengan laba bersih pada akhir 2021 senilai Rp1,11 triliun. Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengatakan, kinerja yang kuat sepanjang 2022 didukung oleh seluruh segmen usaha.

Adapun, laba bersih juga disumbang dari pendapatan konsolidasi selama 2022 adalah Rp47,54 triliun atau tumbuh 85 persen dari Rp25,70 triliun pada 2021. Segmen yang menjadi kontributor pendapatan terbesar dari segmen kawasan industri sejalan dengan monetisasi dari investasi jangka panjangnya di JIIPE.

Pendapatan perdagangan dan distribusi tumbuh sebesar 89 persen year-on-year (yoy) didorong oleh segmen minyak dan kimia dengan pertumbuhan volume dan harga jual rata-rata yang lebih tinggi. Kemudian, logistik dan manufaktur juga menunjukkan pertumbuhan dua digit.

Kontribusi signifikan juga tercatat dalam bisnis Kawasan Industri, yang didukung oleh penjualan tanah dan sewa-sewa.

"Sepanjang 2022 penjualan lahan seluas 44,5 ha tercatat melebihi target kami," jelas Haryanto.

Selain itu, laba kotor dari perdagangan dan distribusi meningkat 86 persen menjadi Rp3,44 triliun. Segmen kawasan industri menyumbang 13 persen dari laba kotor konsolidasi dan tumbuh 65 persen yoy menjadi Rp545 miliar selama 2022.

Adapun, laba kotor manufaktur dan logistik juga tumbuh selama 2022 sebesar 136 persen yoy. Selanjutnya, AKRA juga mencatatkan total aset sebesar Rp27,20 triliun pada 2022 dan ekuitas bersih sebesar Rp13,15 triliun.

"Rasio keuangan utama perusahaan tetap solid dan AKRA telah mengelola posisi modal kerjanya dengan sangat baik dan memiliki Rp4,38 triliun atau 16 persen dari total aset kas dan setara kas memastikan likuiditas yang memadai dan juga kemampuan untuk mendanai investasinya dari sumber kas internal," imbuh Haryanto.