Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa likuiditas perbankan dan perekonomian memadai untuk mendorong berlanjutnya peningkatan kredit maupun pembiayaan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pada Februari 2023, rasio alat likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi mencapai 29,09 persen.

“Perkembangan ini sejalan dengan stance kebijakan likuiditas yang akomodatif oleh Bank Indonesia guna mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk penyaluran kredit/pembiayaan bagi dunia usaha,” ujarnya dikutip redaksi pada Minggu, 19 Maret.

Perry menjelaskan, likuiditas perekonomian juga memadai dalam mendukung kegiatan ekonomi, tecermin pada uang beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang masing-masing tumbuh sebesar 6,6% (yoy) dan 7,9% (yoy) di bulan lalu.

“Dengan longgarnya likuiditas, suku bunga perbankan tetap kondusif mendukung pemulihan ekonomi,” tegas dia.

Menurut Perry, di pasar uang, suku bunga IndONIA tetap rendah, yang tercatat 5,53 persen pada 15 Maret 2023. Imbal hasil SBN tenor jangka pendek meningkat 50 bps dibandingkan dengan level pada akhir Desember 2022, sementara imbal hasil SBN tenor jangka panjang tetap terkendali.

Disebutkan bahwa suku bunga deposito 1 bulan pada Februari 2023 juga tercatat rendah 4,12 persen, meskipun meningkat 15 bps dibandingkan dengan Desember 2022.

Kemudian, suku bunga kredit Februari 2023 juga tetap kondusif mendukung permintaan kredit, yakni 9,34 persen.

“Bank Indonesia akan terus memastikan kecukupan likuiditas untuk terjaganya stabilitas sistem keuangan serta mendorong berlanjutnya peningkatan kredit/pembiayaan bagi pemulihan ekonomi nasional,” tutup Perry.