JAKARTA - Bank Indonesia (BI) ungkapkan suku bunga pasar uang (IndONIA) terus bergerak di sekitar BI-Rate, yaitu 6,20 persen pada 19 November 2024.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan tanggal 15 November 2024 tercatat masing-masing pada level 6,79 persen, 6,85 persen, dan 7,07 persen, tetap menarik untuk mendukung aliran masuk modal asing.
"Imbal hasil SBN tenor 2 tahun dan 10 tahun, per 19 November 2024, meningkat masing-masing menjadi 6,44 persen dan 6,86 persen sejalan kenaikan yield UST," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu, 20 November.
Sementara itu, Perry menyampaikan likuiditas perbankan memadai sejalan dengan implementasi bauran kebijakan Bank Indonesia, termasuk Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Perry menyampaikan likuiditas yang memadai serta efisiensi perbankan dalam pembentukan harga yang makin baik, antara lain didorong oleh transparansi SBDK, berdampak positif pada suku bunga perbankan yang tetap terjaga.
Sementara itu, Perry menyampaikan likuiditas perbankan tetap memadai, tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Oktober 2024 yang tinggi sebesar 25,58 persen.
BACA JUGA:
Adapun, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada September 2024 tercatat sebesar 26,78 persen, tergolong kuat dalam menyerap risiko dan mendukung pertumbuhan kredit.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan pada September 2024 terjaga rendah, sebesar 2,21 persen (bruto) dan 0,78 persen (neto).
Menurut Perry, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Oktober 2024 tercatat masing-masing sebesar 4,73 persen dan 9,17 persen, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan level bulan sebelumnya.