JAKARTA - PT AKR Corporindo Tbk mencatatkan kinerja yang positif di tahun buku 2020. Perusahaan berkode saham AKRA tersebut membukukan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk senilai Rp924,91 miliar sepanjang tahun 2020.
Capaian tersebut meningkat 29,6 persen dari realisasi laba bersih AKR Corporindo pada 2019 yang hanya Rp713,62 miliar. Dikutip dari laporan keuangan AKRA yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih per saham AKRA tahun 2020 naik menjadi Rp233,53 dari sebelumnya Rp180,28 per saham.
Meski demikian, kenaikan laba bersih ini tidak sejalan dengan kenaikan pendapatan yang diraih perusahaan milik konglomerat Soegiarto Adikoesoemo ini. Perusahaan penyalur dan distributor bahan bakar minyak (BBM) ini mencatatkan pendapatan senilai Rp17,71 triliun, turun 18,38 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp21,70 triliun.
Adapun kenaikan laba bersih ini didorong oleh turunnya sejumlah beban AKR Corporindo tahun lalu. Beban pokok penjualan turun 20,91 persen menjadi Rp15,66 triliun dari sebelumnya mencapai Rp19,81 triliun.
Beban penjualan juga turun 54 persen menjadi Rp57,85 miliar dari sebelumnya Rp125,54 miliar. Namun, beban umum dan administrasi perusahaan milik orang terkaya nomor 46 di Indonesia ini naik 17,26 persen menjadi Rp788,64 miliar dari sebelumnya Rp672,54 miliar.
Sementara aset AKRA per 31 Desember 2020, tercatat sebesar Rp18,68 triliun. Itu terdiri atas liabilitas senilai Rp8,13 triliun dan ekuitas senilai Rp1055 triliun.
Adapun posisi kas dan setara kas AKRA per 31 Desember 2020 sebesar Rp1,55 triliun, menurun dari posisi kas dan setara kas tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,86 triliun.
Pertumbuhan laba bersih ini, kata Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo, menunjukkan bisnis model perseroan yang kuat. Sebab, meski di tengah pandemi COVID-19, perusahaan masih membukukan kinerja yang konsisten.
BACA JUGA:
"Investasi fasilitas penyimpanan pada pelabuhan utama, jaringan logistik, dan platform IT menjadi kunci sukses dalam mengirimkan produk ke pelanggan dengan tepat waktu serta tanpa kendala. Selain itu, tercapainya efisiensi dalam operasional meningkatkan kinerja," ujar Haryanto.
Sejauh ini, AKR telah menginvestasikan dana sebesar Rp7 triliun dalam lima tahun terakhir. Dana ini digunakan untuk meningkatkan infrastruktur logistik dan konektivitas Indonesia.
Haryanto menjelaskan, investasi ini termasuk Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) yang telah berkontribusi terhadap profitabilitas perseroan. JIIPE menawarkan banyak keuntungan, seperti pelabuhan laut dalam, utilitas dan pelayanan dalam 1 pintu, serta kemudahan perizinan.
"Bersama dengan status KEK dan UU Cipta Kerja, JIIPE akan menarik banyak investor," ujarnya.
Hingga Maret 2021 ini, AKR sudah menjual tanah seluas 14 hektare di kawasan JIIPE. Penjualan lahan ini tentunya akan berdampak signifikan terhadap profitabilitas perseroan pada kuartal I 2021.