Wakil Ketua Komisi XI: Masalah Inflasi Cuma Rantai Pasok, Semua Barang Ada di Kita
Wakil Ketua Komisi XI DPR Amir Uskara (Foto: Tangkap layar Youtube BI)

Bagikan:

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi XI DPR Amir Uskara mengungkapkan bahwa pihaknya optimistis laju inflasi di Indonesia akan terus melandai menuju target sekitar 3 persen pada tahun ini.

Menurut dia, upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) cukup baik, salah satunya adalah lewat pembentukan Tim Pengendali Inflasi Pusat maupun Daerah (TPIP/TPID).

Amir menerangkan, pemicu utama kenaikan inflasi nasional kerap didominasi oleh bahan makanan. Oleh karena itu dia yakin masalah bisa diatasi lantaran sejumlah komoditas telah tersedia di dalam negeri dan bukan barang impor yang didatangkan dari luar negeri.

“Inflasi kita biasanya karena cabai, ikan, bawang. Itu semuanya ada di kita, cuma karena rantai distribusinya terhambat maka menyebabkan kenaikan inflasi,” ujarnya melalui saluran virtual dalam Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2023 di Makassar, Minggu, 5 Maret.

Amir menambahkan, pemerintah dengan BI maupun pihak terkait lainnya harus bisa membangun sinergi dalam pengendalian inflasi. Salah satu yang cukup membantu adalah pemberian insentif transportasi/logistik kepada pelaku usaha.

“Ini persoalannya ada di distribusi. Selama distribusi bisa kita lakukan dengan baik tentu inflasi pangan bisa dijaga,” tuturnya.

Lebih lanjut, Amir mengatakan jika angka inflasi yang terkendali turut mendorong pencapaian pertumbuhan. Pasalnya, level inflasi yang landai membuat BI tidak perlu menaikan suku bunga acuan sehingga ruang pelaku ekonomi lebih besar untuk melakukan ekspansi usaha.

“Semoga pertumbuhan yang kita bangun bisa semakin bernilai positif. Sayang juga kalau pertumbuhan ekonomi kita tinggi tapi inflasi kita tinggi. Ini tentu kurang bermanfaat bagi masyarakat karena ada tekanan di daya beli,” tegas dia.

Untuk diketahui, Bank Indonesia cukup concern terhadap pergerakan inflasi, utamanya inflasi inti, karena merupakan salah satu dasar dalam menetapkan suku bunga acuan.

Adapun, per Februari 2023 inflasi inti tercatat bertengger di level 0,13 persen secara month to month (mtm) atau lebih rendah dibandingkan Januari yang sebesar 0,33 persen.

Sementara inflasi juga menurun dari 0,28 persen berbanding 1,40 persen yang disumbang oleh komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai rawit.

Kemudian inflasi administered prices mencatat inflasi sebesar 0,14 persen meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,55 persen dipengaruhi kenaikan cukai rokok.

Secara umum, inflasi indeks harga konsumen (IHK) Februari 2023 adalah sebesar 5,47 persen year on year (yoy). Sebagai informasi, pemerintah dan BI menargetkan inflasi IHK bisa turun menjadi 3 persen plus minus 1 persen yoy pada semester II 2023 mendatang.