Bagikan:

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I perdagangan ditutup anjlok 87,56 poin atau 1,27 persen. Di mana, IHSG berakhir pada level 6.785,84.

Hal ini diduga karena saham GoTo Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi salah satu beban pada IHSG sesi I hari ini, Rabu, 22 Februari.

Saham emiten teknologi ini ditutup anjlok 6 poin atau 4,96 persen di level Rp115 per saham. Besaran tersebut dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp121 per saham.

GOTO dalam pergerakan hari ini tidak menyentuh zona hijau, di mana level tertinggi hari ini di Rp121. Sementara itu level terendah berada di Rp113 per saham.

GOTO memang cukup mempengaruhi IHSG setelah holding aplikasi transportasi dan e-commerce ini melakukan IPO. Hal ini disebabkan bobot yang cukup besar terhadap IHSG.

Apalagi, kekhawatiran inflasi dan resesi di global yang disebabkan suku bunga bank sentral AS atau Federal reserve (The Fed) cukup membuat investor berjaga-jaga.

Selain itu, tekanan pada bursa saham Indonesia seiring dengan jatuhnya bursa-bursa di Asia. Hal ini disebabkan kekuatan yang mengejutkan dalam survei jasa global memicu kekhawatiran bahwa bank-bank sentral harus menaikkan suku bunga lebih jauh dan mempertahankannya lebih lama.

Apalagi, Goldman Sachs memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan menaikkan suku bunga tiga kali tahun ini, membawa suku bunga terminal menjadi 3,5 persen dari estimasi sebelumnya 3,25 persen.

Dalam sebuah catatan terbaru, bank investasi multinasional itu mengatakan selain kenaikan 50 basis poin pada Maret dan 25 basis poin pada Mei, pihaknya memperkirakan kenaikan 25 basis poin pada Juni 2023.

Dari sisi GOTO pun saat ini beredar akan isu dugaan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) investasi Telkomsel ke GOTO yang disebar melalui podcast Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto (AEK). Di mana, anak usaha Telkom ini menyuntik Rp6,3 triliun ke GOTO.

Investasi tersebut sekilas terlihat normal, namun, Telkomsel sempat merugi akibat investasi ini. Namun, sayangnya tidak begitu digubris.

Apalagi, Komisaris Utama GOTO saat itu merupakan kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir, yaitu Garibaldi Thohir.