Bagikan:

JAKARTA - Pakar transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono mengatakan tanpa pandemi COVID-19, biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) pun sudah bengkak dari proyeksi biaya awal.

Seperti diketahui, proyek ini harusnya rampung pada 2019 silam. Namun, pembangunan proyek ini molor selama empat tahun dan ditargetkan beroperasi pada Juni 2023. Imbasnya, biaya proyek membengkak drastis.

Adapun nilai pembengkakan biaya atau cost overrun proyek KCJB yang disepakati Indonesia-China sebesar 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp18,2 triliun.

“Saya melihatnya tanpa pandemi sudah ada pembengkakan. Pandemi hanya memperparah,” katanya kepada VOI, ditulis Kamis, 16 Februari.

Sony menjelaskan, sebenarnya dalam pembangunan infrastruktur, pembengkakan biaya dapat saja terjadi. Penyebabnya, faktor internal dan faktor eksternal.

“Pandemi kemarin jelas membuat proyek KCJB mengalami perlambatan dan kemudian (memperparah) pembengkakan biaya. Ini faktor eksternal,” ujarnya.

Kata Sony, faktor internal bisa terjadi karena perencanaan yang kurang matang sehingga menyebabkan adanya tambahan biaya.

Dalam pembangunan KCJB, kata Sony, terjadi juga seperti adanya utilitas di sepanjang jalan tol yang baru diketahui saat konstruksi.

“Kemudian pembebasan lahan yang tidak sesuai yang direncanakan awal, pengulangan kostruksi karena kualitas kurang baik, dan lain-lain,” jelasnya.

Di samping itu, Sony mengatakan pembengkakan biaya proyek KCJB ini akan menjadi beban Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Pasalnya, untuk menutup pembengkakan biaya pemerintah berencana melakukan pinjaman dari China Development Bank (CDB) senilai 550 juta dolar AS atau Rp8,3 triliun.

“Ini jadi pinjaman konsorsium, dalam hal ini BUMN yg terlihat. Secara langsung tidak jadi beban APBN tapi beban BUMN tetap kerugian untuk masyarakat juga terkena dampaknya,” ujarnya.

Karena itu, Sony menilai proyek ini menjadi dilema pemerintah. Pasalnya, jika pembangunan proyek dipercepat, pemerintah harus merogoh kocek yang lebih dalam, sementara jika tidak dikebut biaya proyek bisa saja semakin membengkak.

“Iya (dilema). Dan ini jadi taruhan pemerintah sekarang,” tuturnya.