Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta semua pihak tak mengaitkan pembengkakan biaya atau cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dengan dugaan korupsi.

Seperti diketahui, Indonesia-China sudah menyepakati nilai cost overrun atau pembengkakan biaya proyek KCJB yakni 1,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp18,2 triliun (asumsi kurs Rp15.207).

“Tapi gini jangan diputarbalikkan juga, seakan-akan cost overrun ini ada korupsinya,” katanya ditemui di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 13 Februari.

Erick menjelaskan bahwa pembengkakan biaya proyek KCJB ini juga tak telepas dari dampak pandemi COVID-19.

"Ingat loh apapun yang terjadi pada saat COVID-19 itu kan tetap pembangunan harus dijalankan. Tetapi tidak bisa maksimal karena situasi COVID-19 udah pasti ada cost-nya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Erick mengatakan bahwa pada saat awal COVID-19 lalu, rantai pasok atau supply chain terganggu. Kondisi ini, kata Erick, membuat harga komoditas meningkat.

“Lalu kita lihat juga pada saat COVID-19 supply chain rantai pasok sangat terganggu. Artinya apa? Harga komoditas-komoditas tinggi termasuk besi. Itu ada masuk ke komponen cost overrun. Nah ini yang penting supaya teman-teman berasumsi seakan-akan ada isu korupsi,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa Indonesia-China sudah menyepakati nilai cost overrun proyek KCJB yakni 1,2 miliar dolar AS.

Namun, Tiko sapaan akrab Kartika mengatakan bahwa angka tersebut harus dibawa ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk disesuaikan.

“Dan kami masih harus maju ke BPKP untuk menyesuaikan angkanya dan komite. Kita akan terapkan dalam sebulan dua bulan ke depan ketok angkanya. Serta kita proses tambahan ke CDB (China Development Bank),” ujarnya.

Tiko menekankan bahwa rencana operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak terganggu dengan masalah cost overrun atau pembengkakan biaya proyek.

Seperti diketahui, KCJB ditargetkan akan beroperasi pada Juni 2023 mendatang. Pembangunannya pun terus dikebut agar proyek tersebut dapat beroperasi sesuai jadwal.

“Ini sudah kesepakatan, progress operasi di lapangan tidak terganggu, pemasangan track dilakukan,operasi terus berjalan. Jadi seharusnya project tidak menganggu, pembiayaan bisa kita settle dalam waktu sebulan ke depan,” tuturnya.