Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa terjadi peningkatan ekspor yang signifikan untuk komoditas logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) pada Januari 2023.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Habibullah mengungkapkan nilai perdagangan luar negeri barang mewah tersebut mencapai 257,9 juta dolar AS pada bulan lalu.

Angka ini menjadi ekspor nomigas terbesar RI dibanding posisi kedua komoditas karet (HS 40) yang hanya mencatatkan nilai 43,7 juta dolar.

“Ekspor logam mulia dan perhiasan/permata Januari 2023 terhadap Desember 2022 naik 46,5 persen dan secara volume naik 43,7 persen,” ujar dia saat memberi keterangan kepada awak media pada Rabu, 15 Februari.

Habibullah menjelaskan, produk luxury ini banyak dipesan oleh sejumlah negara mitra dagang, mulai dari kawasan Asia hingga ke Eropa.

“Negara tujuan utama ekspor ke Swiss, Singapur, dan Jepang,’” tuturnya.

Untuk diketahui, keterangan yang disampaikan oleh Habibullah ini terkonfirmasi dari data lanjutan yang dia bagikan. Menurutnya, Swiss menjadi negara tujuan ekspor yang mengalami peningkatan paling tinggi pada awal tahun ini.

Terungkap bahwa ekspor RI ke Swiss pada Januari 2023 adalah sebesar 144,3 juta dolar. Jumlah tersebut bahkan lebih tinggi dari mitra perdagangan RI lainnya, seperti Korea Selatan, Italia, Norwegia, bahkan Jerman.

“Peningkatan ekspor ke Swiss terjadi pada komoditas logam mulia dan perhiasan/permata, bahan bakar mineral, mesin, dan perlengkapan elektrik,” tegas Habibullah.

Adapun, secara umum nilai ekspor Indonesia pada Januari 2023 adalah sebesar 22,31 miliar dolar AS. Sementara nilai impor membukukan 18,44 miliar dolar AS.

Torehan itu membuat RI mengalami surplus neraca perdagangan sebesar 3,87 miliar dolar AS sekaligus memperpanjang catatan rekor surplus 33 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.