JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia sudah menghentikan ekspor bahan mineral seperti nikel, tembaga, bauksit, dan emas. Pernyataan itu disampaikan saat menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Senin, 10 Januari.
Mulanya, Jokowi menyampaikan soal alokasi dana desa yang terus naik setiap tahunnya. Dari Rp21 triliun di 2015 menjadi Rp72 triliun di 2021. Dikatakannya, total dana desa yang telah disalurkan pemerintah dari 2015 hingga 2021 mencapai Rp400,1 triliun.
"Ini sebuah angka yang sangat besar sekali. Perhatian besar pemerintah terhadap desa ini kita harapkan akan meningkatkan pada kehidupan masyarakat desa dan mempersempit ketimpangan antara desa dan kota," ujar Jokowi.
Dari dana desa yang ada, lanjutnya, pemerintah telah membangun jalan desa, embong, irigasi, jembatan pasar desa, tambahan perahu, dan lainnya.
"Karena orang banyak menganggap kita hanya membangun yang besar-besar. Jalan tol, airport, pelabuhan, kita juga membangun jalan desa, embong, dan air bersih di desa, posyandu di desa, membangun sumur desa, membangun drainase, karena ini infrastruktur yang dibutuhkan di desa. Selain kita membangun infrastruktur besar ini akan juga membangun sebuah peradaban mempersatukan negara kita menciptakan lapangan kerja juga menciptakan titik ekonomi baru di seluruh tanah air," katanya.
Jokowi mengatakan, Pemerintah juga terus berkomitmen dan bekerja keras untuk membangun dan memperkokoh kemandirian bangsa.
Di depan Megawati, Jokowi lantas menyinggung soal hilirisasi industri digitalisasi yang akan terus ditingkatkan untuk menghasilkan lapangan pekerjaan seluasnya. Presiden menyatakan, sejak 2020 pemerintah telah menghentikan ekspor bahan mentah nikel.
"Tahun ini segera akan kita setop ekspor bahan mentah bauksit. Tahun depan akan kita setop lagi ekspor bahan mentah tembaga. Karena dampak hilirisasi dari industri ini akan sangat besar," tegas Jokowi.
Menurutnya, dengan membuka lapangan pekerjaan yang besar seiring penghentian ekspor, maka negara juga akan mendapat nilai tambah yang besar.
"Sebagai contoh stop bahan mentah nikel lalu ekspor kita kurang lebih Rp25 triliun karena hanya ekspor bahan mentah. Sekarang karena ekspor bahan jadi dan setengah jadi ekspor kita sudah mencapai 21 miliar US dollar atau kurang lebih hampir Rp280 triliun. Lompatan besar ini lah yang kita lakukan untuk bahan mineral yang kita miliki baik nikel bauksit tembaga timah maupun emas dll," tandasnya.