JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan pihaknya berencana mencampur Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis gasoline dengan metanol yang berasal dari tebu, batu bara dan gas. Nicke bilang, dengan pencampuran ini pihaknya memperkirakan bisa memangkas impor minyak dari luar negeri.
"Kita akan memulai program gasoline ini dicampur dengan metanol. Metanol itu bisa dari batu bara, bisa dari gas alam. Dua-duanya kita punya banyak termasuk jagung dan tebu," ujarnya dalam acara National Energy, Climate, Sustainability Competition (NECSC) 2023 yang dikutip Senn 13 Februari.
Nicke menambahkan, untuk tahap awal pihaknya berencana mencampur BBM dengan metanol sebanyak 20 persen dan diperkirakan akan memangkas impor BBM hingga 20 persen.
Selain itu Nicke menambahkan Pertamina juga sebelumnya telah berhasil menekan impor BBM jenis solar sebab telah mengembangkan program biosolar dengan mencampurnya dengan XPO yang berasal dari kelapa sawit.
"Mulai 2019 Indonesia tidak lagi impor solar karena waktu itu tahun 2019 30 persen kebutuhan solarnya sudah digantikan dengan berbahan CPO. Kita sekarang tambah lagi 5 persen menjadi 35 persen. Yang masih kita impor adalah gasoline," jelasnya.
BACA JUGA:
Lebih jauh ia mengatakan, program in dilakukan dengan menargetkan kemandirian energi Indonesia dan akan terus ditingkatkan seiring berjalannya waktu.
Selain itu, lanjut Nicke, semua Pertamina juga akan meningkatkan potensi sumber daya alam seperti geothermal yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan potensi geothermal terbesar di dunia.
"Kita harus sama dulu di Pertamina Grup bahwa kita harus melakukan upaya terbaik dalam mewujudkan ketahanan energi dan kemandirian energi berdasarkan sumber daya yang ada di Indonesia.