Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan jika hingga saat ini gasoline atau bensin Indonesia masih diimpor dari luar negeri.

"Untuk gasoline seperti Pertamax dan Pertalite 30 persennya masih impor gasoline, sehingga harus kita jaga," ujar Nicke dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 yang ditayangkan YouTube Kemendagri, Senin 4 September.

Untuk itu, Nicke menyebut pihaknya akan terus melakukan kemandirian energi dengan melakukan pencampuran pada beberapa produk BBM dengan bahan yang bisa diperbarui.

Sebut saja diesel, Nicke mengatakan jika Pertamina gencar mencampur jenis bahan bakar ini dengan minyak sawit sehingga menghasilkan biodiesel.

Sementara itu untuk gasolin, Pertamina juga terus melakukan pencampuran dengan bahan yang lebih ramah lingkungan seperti etanol yang dihasilkan tebu.

"Untuk kemandirian nasional perlu juga nanti melihat gasoline pelu kita campur juga dengan bioenergi untuk jangka panjangnya," ujar Nicke.

Asal tahu saja, Pertamina masih melakukan kajian untuk menjual bahan bakar ramah lingkungan di tahun 2024 seperti Pertamax Green 92, Pertamax Green 95 dan Pertamax Turbo.

Pertamax Green 92 merupakan campuran dari BBM jenis Pertalite dengan nilai oktan 90 dengan 7 persen etanol serta Pertamax Green 95 yang merupakan campuran Pertamax dengan 8 persen etanol.

"Sehingga tahun depan hanya akan 3 produk, pertama Pertamax Green 92 dengan campur RON 90 dengan 7 persen etanol atau E7, kedua Pertamax Green 95 campuran Pertamax dengan 8 persen etanol dan ketiga adalah Pertamax Turbo," ujar Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu, 30 Agustus.