BPS: Sinergi Fiskal dan Moneter Berkontribusi Menjaga Daya Beli Masyarakat
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa konsolidasi kebijakan antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) berperan penting dalam menopang daya beli masyarakat tetap kuat pada sepanjang 2022.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pemerintah melalui instrumen fiskal (APBN) menjadi motor utama dalam mengawal aktivitas ekonomi di Indonesia.

“Beberapa implementasi bisa dilihat dari penyaluran perlindungan sosial tambahan, seperti bantuan langsung tunai (BLT) BBM, bantuan subsidi upah, hingga dukungan terhadap anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),” ujarnya kepada wartawan pada Senin, 6 Februari.

Selain itu, Margo juga menyoroti soal optimalisasi APBN sebagai shock absorber dalam meredam gejolak harga energi yang melambung pada pertengahan tahun lalu.

“Peningkatan subsidi energi yang naik 22,4 persen menunjukan peran pemerintah yang hadir guna menjaga daya beli masyarakat,” tutur dia.

Sementara dari sisi moneter, Bank Indonesia tercatat melakukan penyesuaian suku bunga acuan demi meredam laju inflasi yang membuat harga barang-barang kebutuhan menjadi lebih tinggi tinggi.

“BI 7 days repo rate mengalami peningkatan dari 4,25 persen pada bulan September 2022 menjadi 5,50 persen pada Desember 2022,” kata Margo.

Kolaborasi kompak ini membuahkan hasil positif pada pembentukan produk domestik bruto (PDB) tahun lalu yang tumbuh 5,31 persen. Bukuan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2021 yang sebesar 3,70 persen.