Kabar Gembira dari Gubernur BI: Rupiah akan Terus Menguat Tahun Ini
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Tangkap layar Youtube BI)

Bagikan:

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo secara tegas menyatakan bahwa nilai tukar rupiah pada sepanjang tahun ini akan terus mengalami penguatan setelah sebelumnya sempat tertekanan di tahun lalu

“Kami meyakini nilai tukar akan menguat dan akan terus menjaga itu,” ujarnya saat peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 pada Senin, 30 Januari.

Menurut Perry, optimisme tersebut didasari pada sejumlah asumsi dasar. Pertama, bank sentral akan terus memperkuat stabilitas nilai tukar melalui sisi devisa.

VOI mencatat, BI menempuh kebijakan pemberian imbal hasil yang kompetitif (sesuai dengan mekanisme pasar) terhadap simpanan dolar di Indonesia.

Tidak hanya itu, otoritas moneter juga bakal memberi insentif pembebasan GWM bagi perbankan atas simpanan dolar yang diteruskan ke Bank Indonesia.

“Kami akan mengoptimalkan lalu lintas devisa yang bermanfaat untuk stabilitas nilai tukar rupiah,” tuturnya.

Kedua, kebijakan makroprudensial yang bersifat pro-growth. Inisiatif tersebut diwujudkan melalui gelontoran sejumlah stimulus untuk mengakselerasi sektor keuangan agar terus tumbuh di 2023.

“Kami memberikan insentif DP 0 persen (untuk kredit kendaraan dan LTV properti). Likuiditas juga dipastikan dalam keadaan yang lebih,” imbuhnya.

Ketiga, mempererat kerja sama dengan pemerintah melalui bauran kebijakan. Keempat, sinyal bank sentral AS The Federal Reserve yang tidak akan agresif menaikan interest rate di tahun ini sehingga dampak tekanan terhadap nilai tukar dapat berkurang.

“Arah kebijakan moneter akan pro-stability dengan makroprudensial pro-growth,” tegasnya.

Laporan BI mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah sampai dengan 21 Desember 2022 terdepresiasi 8,56 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.

Adapun rupiah pada awal 2023 mengalami apresiasi, dimana sampai 18 Januari 2023 menguat 3,18 persen secara point to point dan 1,20 persen secara rerata dibandingkan dengan level Desember 2022.