Gubernur BI Sebut Rupiah Bisa Menguat di Angka Rp15.800
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. (Foto: Aris Nurjani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau menguat dalam dua hari terakhir.

Pada hari ini, nilai tukar rupiah ditutup menguat di angka Rp16.083 per dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan terus berlangsung. Bahkan, diperkirakan akan sampai akhir tahun 2024.

“Kami meyakini dari BI bahwa penguatan nilai tukar rupiah itu akan terus berlangsung dari sekarang menjadi sampai dengan akhir tahun. Itu terlihat kalau kita lihat data-data di pasar yang non delivery forward di luar negeri, maupun domestic non delivery forward di dalam negeri,” katanya dalam konferensi pers hasil rapat KSSK, dilansir dari YouTube Kementerian Keuangan, Jumat, 3 Mei.

Dalam satu bulan ke depan, sambung Perry, rupiah akan menguat mengarah Rp16.000 per dolar AS. Bahkan, bisa turun lagi di bawah Rp16.000.

“Kalau Bank Indonesia meyakini bahwa nilai tukar rupiah akan menguat ke Rp16.000 dan kemudian Rp15.800,” jelasnya.

Lebih lanjut, Perry mengatakan ada empat faktor utama yang menjadi alasan rupiah terus menguat belakangan ini. Pertama, naiknya suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen.

“Dengan kenaikan suku bunga BI Rate maupun juga SRBI daya tarik imbal hasil investasi porto di Indonesia kembali menarik. Dengan kenaikan itu kalau kita bandingakn dengan India, yield diferential atau perbedaan yield itu sudah lebih baik dari India,” ucapnya.

Kedua, kata Perry, modal asing sudah mulai masuk ke Indonesia melalui Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Dia bilang pada minggu keempat April, SRBI yang masuk berjumlah Rp4,5 triliun. Pertumbuhan juga berlanjut sampai tiga hari pertama di Mei 2024.

“Tiga hari pertama, ini data sampai dengan kemarin itu SRBI sudah inflow terus jumlahnya Rp1,58 triliun. Bahkan, SBRI yang semula outflow itu sudah kembali inflow pada minggu pertama bulan Mei, totalnya Rp3,75 triliun,” jelasnya.

Ketiga, sambung Perry, nilai tukar rupiah akan menguat seiring dengan terus menguatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia bilang ekonomi Indonesia diprediksi akan tumbuh di atas 5 persen.

“Tadi sudah disampaikan Ibu Menteri Keuangan, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen, kemudian inflasinya itu rendah, di dalam kisran 2,5 plus minus 1 persen. Itu juga prospek-prospek yang baik, dan tentu saja prospek ekonomi menjadi daya tarik inflow,” jelasnya.

Terakhir, kata Perry, Bank Indonesia juga terus berkomitmen untuk menjaga nilai tukar rupiah. Dia bilang hal tersebut melalui koordinasi dengan pemerintah dan KSSK.

“Kami meyakini stabiltias rupiah akan terus menguat ke depan, dipengaruhi empat faktor ini,” katanya.