Kemenkeu: APBN Regional Jakarta Surplus 159,8 Persen Sepanjang Tahun Lalu
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Unit Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di DKI Jakarta melaporkan bahwa realisasi pendapatan dan hibah APBN Regional sampai dengan 31 Desember 2022 mencapai Rp1.375,7 triliun atau 118,4 persen dari target.

Kepala Bagian Umum Kanwil Ditjen Perbendaharaan DKI Jakarta Kemenkeu Arinto Sujatmono mengatakan, dari sisi belanja terserap Rp663,3 triliun atau 92,7 persen dari pagu.

“Ini berdampak pada surplus regional sebesar Rp712,4 triliun atau 159,8 persen dari target,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Jumat, 27 Januari.

Menurut Arinto, laju inflasi juga cukup baik dengan terjaga di level 0,55 persen secara month to month (mtm), 4,21 persen year year to data (ytd), dan 4,21 persen secara year on year (yoy).

“Dengan dicabutnya kebijakan PPKM oleh pemerintah, memberikan dampak meningkatnya komoditas dan pemulihan ekonomi yang cukup signifikan dari berbagai sektor,” tutur dia.

Arinto menjelaskan, peningkatan penerimaan ditopang oleh realisasi perpajakan sebesar 52 persen karena lonjakan dari PPh Pasal 25, Pasal 21, PPh 22 Impor, dan PPN dalam negeri yang sejalan dengan peningkatan kegiatan ekonomi pasca pandemi.

“Ada juga realisasi Bea dan Cukai yang naik sebesar 34 persen dikarenakan meningkatnya volume impor komoditas utama. Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mengalami kontraksi sebesar 56,6 persen dibandingkan periode yang sama 2021,” kata dia.

Sementara untuk belanja terdapat penurunan total secara yoy. Meski begitu, terjadi peningkatan pada belanja pegawai dan belanja modal secara berturut-turut sebesar 7,5 persen dan 2,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Untuk menjaga momentum pemulihan di berbagai sektor dengan tetap mengedepankan keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi di wilayah DKI Jakarta, melalui Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Sampai dengan 31 Desember 2022 pemerintah telah merealisasikan dana sebesar Rp6,35 triliun untuk kluster kesehatan dan kluster masyarakat,” ucapnya.

Arinto menambahkan, pada akhir tahun lalu terjadi kenaikan penerimaan dari sektor perdagangan besar seiring dengan peningkatan transaksi yang terjadi, antara lain oleh adanya perayaan natal dan tahun baru yang mengakibatkan volume perdagangan mengalami kenaikan.

Pada sisi Penerimaan Bea Masuk di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jakarta, meningkat cukup signifikan dari bulan ke bulan.

Selain itu, pengenaan tarif bea lelang penjual dan pembeli sampai dengan 0 persen diharapkan dapat memberikan dorongan terhadap pengembangan lelang sebagai instrumen jual beli.

Adapun dari sisi belanja, terdapat peningkatan realisasi belanja pada kementerian/lembaga untuk menyelesaikan program yang menjadi prioritas nasional antara lain pembayaran klaim rumah sakit, insentif untuk tenaga kesehatan, pemberian bansos kepada masyarakat.

Lalu, pembangunan penanganan banjir rob di Ancol, pembangunan jalur ganda kereta api, pembangunan angkutan laut perintis, dan program-program prioritas nasional lainnya.

“Ekonomi DKI Jakarta tahun 2022 makin menguat dan jadi modal berharga untuk mengantisipasi tantangan pada tahun 2023,” tutup dia.