Celios: Target Digitalisasi 30 Juta UMKM Bisa Terealisasi Lebih Cepat dari Prediksi Pemerintah
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. (Foto: Theresia Agatha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira optimistis, target pemerintah untuk mendigitalisasi 30 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada 2024 akan segera terealisasikan.

"Kemungkinan target ini bisa tercapai di akhir 2023," kata Bhima Yudhistira dalam konferensi pers bersama GudangAda di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 19 Januari.

Menurut Bhima, kondisi pandemi selama dua tahun terakhir telah mengubah cara penjualan para pelaku UMKM di Indonesia dari cara lama (manual) ke digital.

"Padahal, tadinya tidak terlalu fokus untuk melakukan digitalisasi, karena misalnya saya punya warung dan pengunjung datang sendiri. Jadi, untuk apa masuk ke dalam platform daring," ujarnya.

"Tapi, kondisi ekonomi (akibat pandemi) membuat pelaku UMKM mencari mana bahan baku atau barang yang akan dijual bisa memiliki harga yang paling kompetitif. Untuk mencapai kompetitif itu, mau enggak mau mereka cari semua lewat daring (online), ujungnya ke sana," tambahnya.

Dia berujar, perubahan perilaku konsumen juga menjadi salah satu faktor yang menuntut UMKM masuk ke ekosistem digital.

Sebab, kimi konsumen lebih memilih mencari dan membeli barang secara online dari ponsel ketimbang harus pergi ke toko offline.

"Orang order barang itu lewat platform online atau WhatsApp. Meskipun, misalnya jaraknya cuma 100 meter, itu tidak salah. Jadi, mau enggak mau, pemilik usaha juga harus melek digital," tuturnya.

Bhima juga mengatakan, berdasarkan hasil "Studi B2B FMCG Marketplace Indonesia Outlook 2023" oleh CELIOS yang didukung penyedia layanan ekosistem B2B GudangAda, ada sekitar 60 persen UMKM yang telah menerapkan digitalisasi dalam pencarian supplier dan penjangkauan pelanggan.

Adapun faktor lainnya, kata dia, yaitu mengenai metode pembayaran yang mulai bergeser dari uang tunai menjadi cashless, baik melalui transfer virtual account hingga QRIS.

"Ada kebutuhan dari sisi konsumen yang mendesak ayok, dong, sudah 2023 masa bayar masih tunai, ayok cashless. Dengan memenuhi itu, pelayanan ke konsumen juga tentu akan jadi lebih baik. Jadi, desakan-desakan itu yang membuat UMKM harus lebih cepat beradaptasi," tandasnya.